Tuesday, September 10, 2024

Bagaimana PON Bisa Menghasilkan Atlet Berbakat Nasional?

Olahraga, sesuatu yang dirasa tidak pernah lepas dari sebuah bangsa. Pencapaian besar dari olahraga sangatlah besar. Bahkan bisa dikatakan olahraga jadi hal besar yang tak hanya sebuah bangsa harum, atletnya bisa sejahtera hanya dari hobi yang ia tekuni. Memang terdengar jumawa namun itulah kenyataannya.

 

Saat ini, ada banyak atlet yang sangat terkenal berkat kemampuan luar biasa yang ia tunjukkan. Ia tidak lahir dengan sendirinya, namun proses panjang hingga bisa berada di atas podium tertinggi. Semuanya berperan, dari pencarian bakat, gizi, latihan intens hingga mental. Semuanya terbentuk saat itu.

 

Sejarah Indonesia dalam Menciptakan Olahraga

Terinspirasi dari Olimpiade yang berhasil menelurkan atlet-atlet dunia, nyatanya Indonesia punya peluang. Akhirnya gagasan besar melahirkan PON. Tanggal  -12 September 1948 di Surakarta, Jawa Tengah jadi saksi bersejarah akan peristiwa itu.

 

Ajang ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno dan KOI sebagai cara untuk mempersatukan bangsa melalui olahraga serta menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan potensi olahraga yang kuat.

PON I diikuti oleh 13 kontingen dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, dan lainnya. Ada sekitar 600 atlet yang berpartisipasi dalam sembilan cabang olahraga, seperti atletik, bulu tangkis, sepak bola, renang, panahan, dan angkat besi.

 

Tujuan utama dari PON pada awalnya adalah untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang baru merdeka, serta memperkuat semangat nasionalisme melalui olahraga. PON juga menjadi wadah untuk menemukan dan membina bakat-bakat muda dalam olahraga yang nantinya dapat mewakili Indonesia di ajang internasional.

 

Transformasi PON dari Masa ke Masa

PON terus berkembang dengan semakin banyaknya provinsi yang ikut serta. PON juga mulai mencakup lebih banyak cabang olahraga, dan infrastruktur olahraga mulai ditingkatkan. Artinya setiap kegiatan ini dilakukan sejak dekade 50-an s.d 70-an ada banyak infrastruktur yang dibuat buat menunjang olahraga yang terus bertambah.

 

Pada PON IV tahun 1957 di Makassar, jumlah peserta meningkat secara signifikan, seiring dengan semakin banyak provinsi baru yang terbentuk di Indonesia. Cabang olahraga seperti tinju, gulat, dan anggar mulai dipertandingkan.

 

Di era ini, PON juga menjadi ajang pembinaan atlet secara lebih terstruktur, dengan dukungan dari berbagai daerah dan pemerintah pusat. Kontingen dari provinsi semakin serius dalam mempersiapkan atlet-atlet mereka, yang nantinya bisa mewakili Indonesia di kancah internasional.

 

Lanjut ke era selanjutnya, memasuki era 1980-an, PON mulai mengarah ke profesionalisme olahraga. Pemerintah dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) berusaha meningkatkan kualitas penyelenggaraan PON dengan standar internasional. Fasilitas olahraga yang dibangun untuk PON mulai mengadopsi teknologi dan standar terbaru, termasuk pembangunan stadion-stadion besar.

 

Pada PON X tahun 1981 di Jakarta, Indonesia memperkenalkan lebih banyak cabang olahraga, termasuk olahraga air dan cabang-cabang bela diri yang makin populer. PON juga menjadi lebih terorganisir, dengan manajemen acara yang lebih profesional dan media yang mulai berperan penting dalam penyebaran informasi.

 

Di era 1990-an, PON tidak hanya berfokus pada aspek olahraga, tetapi juga menjadi ajang pembinaan bakat untuk kompetisi internasional, seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Banyak atlet nasional terkenal, seperti Susi Susanti dan Taufik Hidayat, memulai karier mereka di ajang PON sebelum menjadi bintang di tingkat dunia.

 

Selain itu, dampak ekonomi mulai terasa lebih jelas. Setiap daerah yang menjadi tuan rumah PON mendapat keuntungan dari pembangunan infrastruktur dan peningkatan pariwisata. Misalnya, PON XV di Surabaya (2000) meninggalkan warisan berupa fasilitas olahraga yang bertahan lama setelah acara berakhir.

 

Memasuki era 2000-an, PON mulai memasukkan teknologi digital dalam penyelenggaraannya. Sistem pencatatan hasil, penyiaran, hingga pengelolaan data atlet mulai menggunakan teknologi canggih. Selain itu, PON juga semakin disorot oleh media sosial, memungkinkan masyarakat untuk mengikuti perkembangan acara secara real-time.

 

PON juga mulai mengadopsi pendekatan yang lebih ramah lingkungan, dengan penggunaan energi terbarukan di beberapa fasilitas dan kampanye pengurangan limbah plastik. Artinya venue yang saat ini digunakan selain penuh estetika juga punya pencahayaan yang baik.

 

Misalnya, PON XIX di Jawa Barat tahun 2016 melibatkan teknologi digital secara lebih luas untuk mempermudah akses informasi, registrasi peserta, serta penilaian dalam pertandingan. Ini menjadi langkah maju dalam efisiensi pengelolaan acara besar seperti PON.

 

PON pada Masa Kini

PON terus berkembang menjadi salah satu ajang olahraga terbesar di Indonesia. Pada PON XX di Papua tahun 2021, untuk pertama kalinya, ajang ini diadakan di wilayah paling timur Indonesia, menunjukkan komitmen negara untuk merangkul seluruh daerah. Lebih dari 7.000 atlet dari 34 provinsi berkompetisi dalam 37 cabang olahraga, menandai perkembangan pesat baik dari segi skala maupun jumlah cabang olahraga.

 

PON juga semakin berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Daerah yang menjadi tuan rumah mendapatkan keuntungan dari pembangunan infrastruktur olahraga, peningkatan pariwisata, dan investasi pemerintah. Ajang ini juga digunakan untuk mempromosikan budaya dan kekayaan daerah yang menjadi tuan rumah.

Di masa depan, PON diproyeksikan akan terus bertransformasi, dengan fokus pada keberlanjutan dan pemanfaatan teknologi yang lebih canggih. Penggunaan AI untuk analisis data atlet, teknologi virtual untuk penggemar yang tidak dapat hadir di venue, dan peningkatan standar keberlanjutan untuk menekan dampak lingkungan menjadi tren yang akan datang.

 

Keberhasilan PON sebagai ajang pembinaan bakat dan penciptaan prestasi bagi atlet-atlet Indonesia akan semakin diperkuat oleh perkembangan ini. Dengan teknologi dan pendekatan baru, PON akan terus menjadi ajang penting bagi olahraga Indonesia untuk berkembang di era modern.

 

PON Ciptakan Akar Rumput Calon Atlet

PON memainkan peran penting dalam menciptakan atlet dari akar rumput itu dimulai dengan awalnya dengan proses identifikasi dari para bakat mentah khas lokal. Pada tingkat daerah, ada proses seleksi melalui kompetisi lokal yang dilakukan di kabupaten, kota, hingga provinsi.

 

Dari sini, bakat-bakat muda yang mungkin belum teridentifikasi di level nasional dapat ditemukan. Ini adalah upaya besar dalam menciptakan jalur pembinaan dari akar rumput hingga ke puncak prestasi nasional.

Kini tinggal proses peningkatan pembinaan secara berjenjang, ini dilakukan dengan melalukan proses pembinaan atlet secara berkelanjutan. Provinsi dan kota di Indonesia akan berinvestasi dalam program pengembangan atlet usia dini melalui klub-klub olahraga, sekolah, dan akademi. Atlet muda yang dilatih dalam lingkungan ini, dengan fasilitas dan pelatihan yang memadai, diberi kesempatan untuk berkembang dari level lokal hingga nasional.

 

Setelahnya, para atlet akan mendapatkan e ksposur dan pengalaman kompetisi. Partisipasi di PON memberikan atlet muda pengalaman berkompetisi di tingkat nasional. Pengalaman ini sangat penting bagi perkembangan atlet karena mereka bertemu dengan lawan yang lebih kuat, menghadapi tekanan yang lebih besar, dan mempelajari strategi di kompetisi yang lebih kompetitif. Hal ini menyiapkan mereka untuk ajang yang lebih besar, seperti SEA Games, Asian Games, atau bahkan Olimpiade.

Tentunya ini menjadi motivasi dan aspirasi atlet muda dalam proses seleksi dan penyisihan untuk PON mendapatkan motivasi lebih besar untuk mengasah kemampuan mereka. Kemenangan atau prestasi di PON bisa menjadi pencapaian yang besar bagi karier mereka. PON juga memberi kesempatan kepada atlet muda untuk mendapatkan perhatian dari pencari bakat, pelatih, dan sponsor, yang dapat membuka pintu bagi masa depan karier olahraga mereka.

 

Indonesia juga bisa melihat peluang besar, ada olahraga tertentu yang jadi lumbung medali saat pagelaran dunia. Akan ada stok atlet yang siap bersaing ke level tertinggi, apalagi bila sudah teruji. Selama ini olahraga seperti bulu tangkis sangat dianggap terpandang di Indonesia. Kini telah lahir olahraga lainnya yang potensial seperti angkat besi, panjat tebing hingga menembak.

 

Potensi besar ini membuat potensi atlet Indonesia mendunia seakan tiada hentinya. Bahkan setiap badan olahraga lainnya bisa memacu atlet bersaing ke level tertinggi. Artinya negara kita tidak kekurangan atlet namun bagaimana cara mengelola mereka dari prestasi dan tentu saja dengan dedikasi tinggi.

 

PON dalam Wujud dari Pembangunan

Bagaimana senangnya sebuah daerah mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah PON? Tentunya ini ibarat berkah, bagaimana daerah yang tidak punya infrastruktur memadai melaksanakan sebuah ajang olahraga. Kini ada data yang berasal dari pemerintah pusat yang mengalir deras, membantu sebuah daerah mampu membuat dan menyediakan sarana olahraga.

 

Dana ini jelas cukup besar, waktu 4 tahun seakan jadi persiapan matang pelaksanaan event besar tersebut. Artinya ada banyak pembangunan besar yang terjadi saat menunggu event itu terjadi.  Hal ini membantu daerah-daerah membangun fasilitas olahraga yang lebih baik, mulai dari stadion, arena latihan, hingga pusat kebugaran.

Fasilitas yang lebih baik di daerah meningkatkan kualitas pelatihan atlet akar rumput, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan atlet muda. Atlet tidak lahir dengan sendirinya, mereka lahir karena iklim kompetisi dan tentu saja fasilitas.

 

Artinya, atlet daerah yang dulunya terbatas akan ikut serta. Peran tuan rumah yang begitu besar seakan memberikan kesempatan buat atlet lokal berlatih lebih keras. Ada banyak kouta yang tersedia sebagai tuan rumah. Kesempatan besar mereka untuk bisa unjuk gigi, ini kesempatan besar bisa mentas di mata nasional.

 

Ada banyak iming-iming yang bisa didapatkan, para atlet bisa mendapatkan kesejahteraan saat ini berhasil. Ini menjadi motivasi lebih dan bahkan bisa ke jenjang selanjutnya. Program ini juga membuat pemerintah bisa mempertimbangkan suatu bidang olahraga. Bisa mentas dan tentu saja bersaing ke level internasional.

Pemerataan pembangunan oleh PON, dilaksanakan di luar Pulau Jawa. Pemerintah sadar ini peluang membangun sebuah wilayah. Ada banyak PON yang sudah dilakukan jauh dari Pulau Jawa, 2020 di Papua, Aceh Sumut di 2024 dan tentu saja ke depan di NTB NTT. Artinya ada pola yang dilakukan, mencari daerah terluar di Indonesia. Ini cukup baik dalam proses pemerataan pembangunan yang jadi aset suatu daerah.

 

PON buat Pembentukan Gizi para Atlet

Bayangkan atlet yang ingin melakukan aksi triatlon gizinya kurang atau bahkan angkat besi cuma dikasih nasi dan tempe. Alhasil performanya melempem, mereka butuh gizi yang cukup sebagai bahan bakar atau besarnya tenaga yang harus dikeluarkan. Makanya pembinaan yang benar tanpa gizi itu sama saja bohong.

 

Untuk dapat bersaing di PON, atlet-atlet di seluruh provinsi Indonesia harus menjalani program pembinaan intensif yang mencakup latihan fisik dan program gizi yang tepat. Dalam program ini, para ahli gizi bekerja sama dengan pelatih untuk merancang pola makan yang mendukung kebutuhan fisik atlet, termasuk kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral, dan hidrasi.

 

Di sini, makanan atlet disusun secara detail untuk memastikan mereka mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan jenis olahraga yang mereka geluti. Setiap provinsi memiliki program pembinaan dan pelatihan dengan fokus pada peningkatan performa melalui gizi yang baik.

 

PON juga berperan dalam meningkatkan kesadaran para atlet tentang pentingnya nutrisi. Dalam program pembinaan, atlet diberikan pendidikan gizi untuk memahami bagaimana makanan memengaruhi tubuh mereka. Jangan nanti, mau tanding malah makan gorengan dengan berbagai makan junk food yang bikin mereka loyo di arena.

 

Potensi Ekonomi dan Wisata Tumbuh kala PON

Tak hanya mampu menghadirkan sarana infrastruktur saja, PON ibarat gumpalan gula yang siap dikerumuni oleh semut. Peluang ini datang tak lama memang, namun dampak wisata bisa berlangsung dengan waktu lama. Bisa dikatakan, ia wujud dasar promosi wisata yang selama ini tersembunyi di daerah tersebut.

 

Ada banyak kok, daerah yang setelahnya ekonominya meningkat. Ada banyak UMKM yang mendapatkan serpihan pemasokan selama proses PON. Ini jelas menguntungkan karena ada banyak produk yang selama ini hanya dibeli dan dikonsumsi masyarakat lokal, kini dibeli para atlet dan kontigennya. Ada rasa bangga saat mereka membawa pulang proses khas daerah tersebut.

 

Secara tak langsung, ini promosi besar. Ada banyak daerah setelah sebuah pagelaran olahraga, ekonominya tumbuh dan dibarengi dengan peningkatan daya beli. Rasanya ini yang jadi masalah di Indonesia, ada banyak orang Indonesia yang ingin keluar negeri tapi sulit pergi ke sebuah daerah. Event besar adalah kesempatan dan pemicu agar semuanya bisa datang.

 

Sebagai gambaran besar, pada PON Aceh Sumut di tahun 2024, ada banyak dampak yang dirasakan terutama sekali yang berasal dari pariwisata. Ada banyak tempat wisata yang tidak terkenal, mampu terdongkrak akibat pagelaran PON. Kenang-kenangan ke sebuah wilayah tentunya adalah objek wisata. Apalagi tempat tersebut masih sangat asri, jelas peluang mereka akan datang lagi.

Satu hal yang dijaga saat atau kegiatan tersebut sedang berlangsung. Hal paling utama yaitu bagaimana menjaga harga dan pelayanan, jangan ada pungli atau bahkan kenaikan harga tak wajar. Ini akan membuat sebuah wisata jadi maskot sebuah daerah. Berawal dari pesta olahraga, berakhir jadi pemasukan objek wisata.

 

Bagaimana Olahraga dan Dunia Hiburan Bersatu

Satu kendala dalam besar olahraga di Indonesia, tentu saja bagaimana ia bisa masuk ke dalam ranah hiburan. Masalah ini yang membuat industri olahraga tidak segemerlap di luar negeri. Banyak olahraga dan atlet hanya tenar saat kompetisi, sedangkan setelahnya megap-megap bertahan dalam melaksanakan profesinya.

 

Tak banyak setelah berhasil atau menang, mereka menanggalkan kemampuan bakatnya ke zona nyaman. Misalnya saja menjadi PNS, kan jadi lebih nyaman. Namun menjadi industri yang berkembang pesat, ada banyak para sponsor yang masuk.

 

Saya pun mencontoh sejumlah negara barat yang menganggap ajak bahkan di bawah level PON di sana dianggap peluang merekrut atlet berkualitas. Dunia atlet seakan dimulai sejak mereka berada di bangku sekolah. Ada turnamen besar yang siap, misalnya saja di USA dengan NCAA buatan mereka.

Seakan para calon atlet muda bersaing jadi yang terbaik. Mereka bertarung di panggung terbaik dan bahkan disiarkan di TV nasional dengan penonton penuh. Seakan jiwa mereka tertantang jadi yang terbaik. Mereka yang menang seakan berkesempatan atau mendapatkan kontrak langsung yang disodorkan para promotor.

 

Mereka bisa saja jadi atlet gulat, pebasket, petinju, pesepakbola, hingga atlet atletik berkat yang siap mengharumkan bangsa. Ijazah sekolah pun menyertai, akan ada beasiswa bila menyambungkan diri ke perguruan tinggi. Mereka yang andal di olahraga pun bisa memanfaatkan potensi bakatnya, namun bila gagal atau harus pensiun dini.

 

Ijazah saat mereka mengenyam pendidikan bisa digunakan buta melamar pekerjaan yang layak. Toh tidak semua orang punya karier yang bagus, namun negara sudah berupaya menjamin atlet bisa sejahtera bila pun mereka gagal.

 

Kesimpulan Akhir

PON telah berkembang pesat sejak pertama kali diadakan pada tahun 1948, menjadi ajang penting yang berperan dalam pembinaan atlet nasional Indonesia. Dari awalnya sebagai simbol persatuan bangsa, PON kini bertransformasi menjadi ajang yang melibatkan ribuan atlet dan mencakup berbagai cabang olahraga, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur di daerah-daerah yang menjadi tuan rumah.

 

Melalui PON, bibit-bibit atlet berbakat dari seluruh pelosok negeri diidentifikasi dan dibina untuk berkompetisi di tingkat nasional dan internasional. Program pembinaan yang disertai dengan dukungan gizi dan fasilitas latihan yang memadai memastikan bahwa atlet-atlet Indonesia memiliki pondasi kuat untuk mencapai prestasi tertinggi. Selain itu, PON juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi dan pariwisata lokal, menciptakan peluang bagi pengembangan usaha kecil dan promosi pariwisata.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer