Akhir Januari 2025 jadi sesuatu yang mengejutkan di bursa
saham Nasdaq. Saham raksasa adikuasa milik US yaitu NVIDIA mendadak anjlok,
bahkan angkanya tidak main-main hingga 17%. Nilai ini sangat besar bahkan saat masa
pandemi terjadi, kerugian yang ditaksir tak main-main mencapai US$ 600 miliar.
Semuanya bertanya-tanya, kenapa NVIDIA yang digdaya seakan terkapar?
Rupanya ada gebrakan besar datang dari negeri tirai
bambu, mereka menciptakan semua AI generatif yang fenomenal bernama DeepSeek.
Lalu apa hubungannya dengan NVIDIA yang secara tak langsung tidak punya AI
hanya menyuplai chipset saja?
Bila ditarik pada garis lurus, NVIDIA punya andil besar
pada pertumbuhan AI secara global. Ada banyak perusahaan yang dipasok olehnya.
Salah satu yang terbesar tentu saja datang dari OpenAI selaku mitra utama yang
punya produk unggulannya: ChatGPT.
Modalnya cukup pakai chipset murah seri bawah dari NVIDIA
yaitu chip Nvidia H800 yang lebih murah
dan memiliki kapasitas lebih rendah dibandingkan chip Nvidia H100 yang selama
ini digunakan oleh perusahaan terkemuka macam OpenAI, Google, dan Meta.
Silicon Valley jelas terpukul dengan sebuah AI Generatif
baru yang cukup bertenaga di tengah OpenAI adalah rajanya. Bahkan bisa
mendobrak lini bisnis AI buatan barat dari penemuan besar yang China lakukan.
Jelas NVIDIA rugi dan bahkan buatan terbaiknya malah
kalah dengan versi sebelumnya yang ia buat. Lebih telak lagi, yang menggunakan
perusahaan antah berantah dari China yang umurnya masih seumur jagung. Bahkan
itu termasuk rilisan awal yang masih banyak kendala dan belum menjadi versi
final.
Jelas Amerika ketar-ketir akibat hal tersebut, karena
China sudah bisa membuat AI generatif versi mereka sendiri. Bahkan itu masih permulaan
karena China sering membuat sensasi yang tak terduga atas bidang yang mereka
berhasil buat.
AI Generatif, Cara Jadi Market Leader di Dunia Digital
Siapa yang punya teknologi kekinian termasuk di sana AI, dia yang menguasai dunia!
Pepatah ini jelas tidak salah, Amerika telah
membuktikan dominasinya pada dunia teknologi selama ini. Kini mereka sudah
punya pesaing yang sama kuatnya, yaitu China. Perlahan mereka mampu membuat AI
generatif yang serupa bahkan dengan harga miring.
Meskipun ibarat masih anak bayi dan masa dalam fase
merangkak. China terus belajar dan kini sudah berada di jalur yang benar untuk
bisa menjadi seorang leader di dunia digital. Itu hadir dari DeepSeek yang
dianggap jadi percontohan perusahaan asal China.
DeepSeek punya keunggulan dibandingkan pesaingnya seperti
bersifat Open source yang membuat AI jadi lebih demokratis. Ini juga memberikan
peluang bagi startup dan UKM untuk bersaing di level yang sebelumnya hanya bisa
diakses oleh raksasa teknologi.
Dampak dari inovasi ini juga terlihat dalam perubahan
strategi industri, kini NVIDIA dan OpenAI harus menyesuaikan diri dengan
tekanan harga dan permintaan pasar yang berubah. Semakin kuatnya persaingan
antara China dan AS dalam pengembangan AI
Nah.. buat jadi market leader di dunia digital tidak
hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada keterbukaan,
efisiensi biaya, dan adaptasi terhadap dinamika industri global. Jadi menarik
dilihat persaingan AI baru saja dimulai, siapa yang akan menang dan menjadi
market leader sesungguhnya.
DeepSeek dan Dampak Besar pada Persaingan Industri
Konsep bisnis china tentu saja dikenal dengan gebrakan
dan sensasi. Sering saja mereka membuat gempar dunia. Lalu dihujat karena tidak
sehebat pesaingnya, lalu perlahan ngegas kuat dan akhirnya menang dan menguasai
pasar.
Pola ini sudah dimulai saat pertama sekali mereka mengeluarkan
produk otomotif di era 2000-an. Buat yang low budget ingin memiliki kendaraan
bermotor. China punya produk dan produk mereka merambah ke semua lini.
Jangan heran saat mendengar produk Made in China, itu
artinya produk yang dihasilkan punya kualitas rendah dan murah. Namun kini, China
sudah berbeda karena produk yang diciptakan tentang mengusung harga yang kompetitif
dan dengan kualitas bersaing.
Bahkan kini saat mendengar produk China, adalah opsi
pertama para konsumen dalam menggunakannya. Jelas mereka berhasil membalikkan
keadaan atas produk yang mereka ciptakan jadi lebih baik dan dipercaya sama
masyarakat.
Kasus itu serupa dengan DeepSeek, awak mulanya punya
sejumlah kendala dari error dan tidak bisa login. Proses pencarian dari prompt
sering macet, namun seiring dengan perkembangannya ia akan makin kompetitif.
Bahkan bisa ngegas meninggalkan AI generatif yang lebih senior.
Bagaimana DeepSeek Bekerja Secara Optimal
DeepSeek AI hadir untuk mengatasi tantangan ini melalui
arsitektur yang efisien secara komputasi, termasuk kerangka kerja DeepSeek
Mixture-of-Experts (MoE) yang mampu menekan biaya inferensi tanpa
mengorbankan performa.
DeepSeek v3 dikembangkan sebagai LLM serbaguna yang
dioptimalkan untuk mengikuti instruksi dan melakukan penalaran tingkat tinggi.
Selain itu, terdapat DeepSeek Coder untuk pembuatan kode dan rekayasa perangkat
lunak, DeepSeek Math untuk penalaran simbolik dan kuantitatif, serta DeepSeek
R1-Zero, yang mengandalkan pembelajaran penguatan murni tanpa fine-tuning
menggunakan SFT.
Model lainnya, DeepSeek R1, dirancang untuk menyelesaikan
permasalahan lintas domain dengan kebutuhan fine-tuning yang minimal. Jelas mampu
menghasilkan data yang lebih cepat dan tentu saja memuaskan.
Teknik yang digunakan pada DeepSeek yaitu Chain of
Thought (CoT) yang memungkinkan model untuk menjelaskan langkah-langkah
dalam proses pemikirannya. Ini sangat berguna dalam tugas yang membutuhkan
penalaran kompleks seperti pemecahan masalah matematika, pengkodean, dan
analisis data.
Ada juga berupa Fitur Pro Search memungkinkan DeepSeek
untuk memahami pertanyaan dengan lebih baik dan mengambil informasi yang lebih
relevan dari basis data yang tersedia. Data yang dihasilkan lebih up to date
dan bisa dipercaya tentunya.
Namun ia pun kekurangan dalam bahasa yang dipahami, saat
ini masih tergolong kuat hanya dua bahasa saja yaitu Bahasa Inggris dan
Mandarin. Sedangkan bahasa lainnya masih dalam proses belajar dari NLP. Jadi
hasil pencarian dari Bahasa Indonesia masih tergolong kurang memuaskan.
Tapi sudah coba dijawab oleh DeepSeek dengan meluncurnya DeepSeek.
Varian baru yang mereka anggap punya inovasi besar dalam hal proses mengintegrasikan
teks, database, dan knowledge graphs untuk menghasilkan pemahaman yang lebih
mendalam.
Apakah itu berkaitan dengan sejumlah hal rumit seperti i
matematika, pemrograman, dan pengambilan keputusan, sekaligus tetap menjaga
kejelasan dalam penyampaian informasi. Dalam coding, misalnya, model ini
menjelaskan logikanya terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban, memungkinkan
pengguna untuk memverifikasi setiap langkah pemikiran AI.
OpenSource, Keunggulan DeepSeek dibandingkan Pesaingnya
Mungkin di era software Microsoft dan Apple, ada sebuah
software yang sifatnya OpenSource dan membuat siapa saja programmer terlibat di
dalamnya. Dia adalah Linux, nah DeepSeek mencoba hal demikian di tengah banyaknya
AI generatif lainnya yang dengan cukup eksis.
OpenSource dianggap membuat kinerja DeepSeek lebih stabil
dan tentu saja semua bisa bekerja di proyek ini. Seakan membuka peluang baru
untuk meningkatkan akurasi dan menyempurnakan model AI. Sebaliknya, OpenAI
mempertahankan struktur internal yang tertutup, dengan fokus utama pada
kepentingan perusahaan.
DeepSeek akan membuka lima repositori kode yang telah
"didokumentasikan, diterapkan, dan diuji dalam produksi. Salah satunya
adalah repositori kode adalah lokasi penyimpanan aset pengembangan perangkat
lunak yang biasanya berisi kode sumber, file konfigurasi, serta dokumentasi
proyek.
Patut dilihat bagaimana hasil dari DeepSeek setelah
OpenSource selesai dan makin disempurnakan. Jelas saja kemampuannya jadi sangat
luar biasa dan membuat dunia barat takluk atas dominasi China.
DeepSeek: AI Canggih Nan Terjangkau, Transparan, dan
Efisien
Di tengah dominasi model AI serbaguna seperti GPT-4.0,
Claude 3.5, LLaMA 3.1, Qwen 2.5, dan Gemini 2.0, DeepSeek hadir dengan
pendekatan berbeda. Alih-alih berfokus pada fleksibilitas yang luas, DeepSeek
justru mengutamakan optimalisasi domain, transparansi, dan efisiensi biaya.
Model ini dirancang untuk memberikan penalaran yang lebih
presisi, sehingga membuat AI lebih praktis dan dapat diandalkan dalam berbagai
bidang. Memang untuk saat ini masih dalam wujud prototype. Namun ia dianggap
cukup canggih karena modal awal yang cukup murah dalam pengembangannya.
Bermodal hanya dengan US$ 6 juta saja sudah bisa
menyaingi produk buat OpenAI: ChatGPT yang dibuat dengan biaya 10 kali lipat
lebih mahal. Jelas makin murah biaya tentu saja membuat energi yang dibutuhkan
jadi lebih murah. Ini jelas sebuah tantangan yang DeepSeek berhasil pecahkan
dibandingkan LLM tipe lainnya.
Urusan performa bisa dikatakan cukup bersaing dengan
sejumlah pesaingnya. Misalnya saja terkait dengan proses optimasi komputasi
dari FP8 yang dianggap hemat memori hingga 75%. Lalu urusan pemecahan tugas
berdasarkan Benchmark bisa melampaui model AI proprietary dalam urusan bahasa.
Nah bahasa yang cukup baik seperti Bahasa Inggris dan Mandarin. Lalu juga cukup kompeten urusan pemograman
dan soal matematika.
Berbeda dengan model AI proprietary yang mahal dan
tertutup, DeepSeek hadir sebagai solusi open-access dengan efisiensi tinggi
tanpa mengorbankan performa. Dengan menerapkan presisi floating-point 8-bit
(FP8).
Ia punya kemampuan dalam mengurangi konsumsi memori
hingga 75% dibandingkan model 32-bit, menjadikannya lebih hemat daya dan
optimal untuk lingkungan dengan sumber daya terbatas. Jelas ini cukup membantu para perusahaan
kecil, akademisi, serta daerah dengan keterbatasan akses teknologi untuk
memanfaatkan AI berkinerja tinggi dengan biaya lebih rendah.
DeepSeek terus berkembang, mengatasi tantangan yang
dihadapi versi awalnya, seperti format yang tidak konsisten dan masalah output
multibahasa, dengan menerapkan metode cold-start data generation untuk
menghasilkan respons yang lebih terstruktur dan ringkas.
Pendekatan yang lebih transparan dan efisien, DeepSeek
tidak hanya meningkatkan aksesibilitas teknologi AI, tetapi juga membuka
peluang lebih besar bagi inovasi di berbagai sektor. Baik untuk bisnis,
akademisi, maupun individu, DeepSeek menawarkan solusi AI yang lebih hemat
biaya, fleksibel, dan siap menjadi pilar utama dalam revolusi kecerdasan
buatan.
Potensi Besar dari DeepSeek di Masa Depan
Kehadiran DeepSeek R1 menandai babak baru dalam
perkembangan AI, Model AI ini bukan sekadar alat untuk memahami bahasa, tetapi
juga memiliki potensi besar dalam menyelesaikan berbagai tantangan dunia nyata.
Ada banyak bidang yang bisa ia berikan kontribusi secara langsung dengan sifat
Open Source yang ia bangun.
Pertama sekali tentu saja bidang pendidikan, peran AI
bisa menjadi seorang tutor interaktif yang mampu mengurai konsep kompleks
menjadi penjelasan bertahap yang lebih mudah dipahami oleh pelajar. Sistem
pembelajaran adaptif berbasis AI memungkinkan siswa untuk mendapatkan materi
yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan mereka, meningkatkan
efektivitas pembelajaran secara signifikan.
Lalu ada di bidang krusial yaitu kesehatan, AI dianggap
sebagai asisten terbaik buat dokter di bidang kesehatan. Penerapan yang bisa
dilakukan tentu saja kemampuan dalam pengambilan keputusan. Sejumlah data riwayat
pasien jadi acuannya. Salah satunya seperti penerapan RME (Rekam Medis
Elektronik). Ini juga mengurangi pasien yang tak tertangani dengan baik.
Berdasarkan pada sejumlah riset ilmiah, DeepSeek mampu mempercepat
penemuan di berbagai bidang seperti sains material dan teknologi baru. Keunggulannya
dalam menghubungkan data eksperimen dengan model teoretis, AI ini berpotensi
membantu ilmuwan dalam mengidentifikasi pola tersembunyi, mempercepat
pengembangan inovasi, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk uji coba
laboratorium.
Bidang lainnya tentu saja berkaitan dengan industri, DeepSeek
memaksimalkan pengambilan keputusan dalam bisnis. Misalnya saja terkait dengan optimalisasi
rantai pasokan yang mengintegrasikan wawasan geopolitik dapat membuat bisnis
lebih responsif terhadap perubahan global, mengurangi risiko, dan meningkatkan
efisiensi operasional.
Agar ekosistem AI semakin berkembang, kolaborasi antara
komunitas open-source dan pengembang AI proprietary menjadi sangat penting.
Dengan membangun AI yang lebih fleksibel, DeepSeek dapat menjangkau lebih
banyak sektor, dari industri kreatif hingga pengelolaan sumber daya alam.
Meskipun begitu, untuk menuju ekosistem AI yang etis dan
bertanggung jawab, DeepSeek menekankan akuntabilitas, pemberdayaan ahli, dan
arsitektur AI hibrida untuk keseimbangan skala dan presisi. Cara yang coba mereka
bangun adalah dengan transparansi dan efisiensi, AI ini berpotensi menjadi
pilar utama dalam evolusi teknologi, menghadirkan inovasi luas yang mengubah
cara manusia berinteraksi dengan AI.
Layak ditunggu ke mana arah DeepSeek di masa depan, terus
berkembang jadi nomor satu atau kalah berkait boikot yang ugal-ugalan dari
Amerika tanpa ampun. Bertahan untuk menjadi kuat atau gugur dari pertempuran.
Huawei sudah berhasil melewat itu semua, kini tinggal DeepSeek dan perusahaan
China lainnya.
DeepSeek dan Sensor yang Menghalangi Demokrasi
Sejak dulu China dikenal dengan negara komunis yang
terkekang. Jelas ini memberikan batasan pada setiap penduduknya. Mereka semua
harus tunduk atas pemerintah tak terkecuali termasuk perusahaan China. Jelas
batasan ini di satu sisi menguntung dan di sisi lain merugikan.
Pada sisi yang menguntungkan, ada banyak perusahaan China
yang diuntungkan. Bagaimana bisnis mereka dibantu pemerintah secara luas terutama
menekankan bahan baku dan ekspor. Alhasil produk mereka dijual jauh lebih murah
ke seluruh dunia. Ini jelas membuat bisnis dari perusahaan lain atau lokal
meradang, caranya dengan menaikkan pajak ekspor pada produk China.
Hal tak mengenakkan pun ada, selaku negara komunis
tentunya ada banyak batasan dan sensor. Salah satu hal yang menarik tentu saja
sejumlah sosial media yang lazim kita pakai tidak ditemukan di China. Mereka
punya sosial media versi lokal yang sudah di bawah kontrol pemerintah.
Isu-isu krusial yang terjadi di China pada masa lalu
menyimpan banyak masa kelam. Pemerintah China yang terkenal dengan sensor jelas
membatasi informasi termasuk kejahatan masa lalu. Hal yang paling disoroti
datang dari kejahatan masa lalu.
Berdasarkan dari media kenamaan Forbes yang pro barat.
Mereka melakukan sejumlah pertanyaan yang cukup sensitif ke DeepSeek. Misalnya
saja dari isu Uighur, status Taiwan, peristiwa Lapangan Tiananmen 1989, kritik
terhadap Xi Jinping, hingga mekanisme penyensoran di China.
Tahu jawaban dari DeepSeek?
Alih-alih memberikan respons berbasis fakta atau analisis netral, DeepSeek memilih untuk menghindari topik tersebut dengan jawaban seragam: “Maaf, saya belum yakin bagaimana cara menjawab pertanyaan jenis ini. Mari kita bahas matematika, pengodean, dan masalah logika saja!”
Bahkan, ketika ditanya tentang karakter buku anak-anak
Winnie the Pooh yang kata banyak pihak mirip dengan Presiden China Xi Jinping
dalam meme satir. Jelas tak ada jawaban. Lalu saat ditanyakan mengenai Donald
Trump, DeepSeek akan berbicara dengan panjang lebar bahkan hingga 500 kata.
Ini jelas ada sensor pada sejumlah hal, apalagi China
punya namanya Cyberspace Administration of China (CAC), bahkan
menerapkan pengujian ketat terhadap model AI yang beroperasi di negara
tersebut. Setidaknya 70.000 pertanyaan diuji untuk memastikan bahwa AI
memberikan “jawaban yang aman” sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Ini membuat sejumlah jawaban yang krusial dan politis
tidak ada jawabannya. Bagi saya pribadi jelas, China tidak mau membuat kegaduhan
di negaranya meskipun jadi sebuah tertawaan buat negara lain. Namun bila ingin
bersaing secara global, keterbukaan harus ada meskipun ibarat dua mata pisau.
Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam era AI, bukan hanya
teknologi yang menjadi faktor utama dalam kompetisi global, tetapi juga
bagaimana AI diprogram untuk merespons informasi yang sensitif secara politik.
DeepSeek mungkin telah membuktikan dirinya sebagai
inovasi AI yang unggul dalam banyak aspek, tetapi tantangan terbesar bagi model
ini bukanlah sekadar soal performa atau efisiensi, melainkan sejauh mana
transparansi dan kebebasan informasi dapat dipertahankan di dalamnya.
Kesimpulan Akhir
DeepSeek telah membuktikan dirinya sebagai AI generatif
yang mampu mengguncang industri, memberikan tantangan serius bagi dominasi
teknologi Barat. Bermodal pada pendekatan open-source, efisiensi tinggi, dan
biaya yang lebih rendah, seakan membuka peluang baru dalam berbagai sektor,
dari pendidikan hingga industri keuangan. Namun, tantangan besar masih
membayangi, terutama dalam hal transparansi dan penyensoran, yang dapat
menghambat penerimaannya di tingkat global.
Persaingan AI begitu ketat, keunggulan teknologi saja
tidak cukup untuk menjadi pemimpin pasar. Adaptasi terhadap dinamika industri,
keterbukaan terhadap inovasi, serta keseimbangan antara efisiensi dan kebebasan
informasi akan menjadi faktor penentu di masa depan.
Apakah DeepSeek akan terus berkembang dan mendominasi,
atau justru menghadapi batasan yang menghambat langkahnya? Hanya waktu yang
akan menjawabnya.
Semoga tulisan saya ini menginspirasi kita semua, Akhir kata, have a nice
days.
0 komentar:
Post a Comment