Sunday, February 23, 2025

DeepSeek: Kejutan Besar China di Dunia AI

Akhir Januari 2025 jadi sesuatu yang mengejutkan di bursa saham Nasdaq. Saham raksasa adikuasa milik US yaitu NVIDIA mendadak anjlok, bahkan angkanya tidak main-main hingga 17%. Nilai ini sangat besar bahkan saat masa pandemi terjadi, kerugian yang ditaksir tak main-main mencapai US$ 600 miliar.

 

Semuanya bertanya-tanya, kenapa NVIDIA yang digdaya seakan terkapar?

Rupanya ada gebrakan besar datang dari negeri tirai bambu, mereka menciptakan semua AI generatif yang fenomenal bernama DeepSeek. Lalu apa hubungannya dengan NVIDIA yang secara tak langsung tidak punya AI hanya menyuplai chipset saja?

 

Bila ditarik pada garis lurus, NVIDIA punya andil besar pada pertumbuhan AI secara global. Ada banyak perusahaan yang dipasok olehnya. Salah satu yang terbesar tentu saja datang dari OpenAI selaku mitra utama yang punya produk unggulannya: ChatGPT.

 

Modalnya cukup pakai chipset murah seri bawah dari NVIDIA yaitu  chip Nvidia H800 yang lebih murah dan memiliki kapasitas lebih rendah dibandingkan chip Nvidia H100 yang selama ini digunakan oleh perusahaan terkemuka macam OpenAI, Google, dan Meta.

 

Silicon Valley jelas terpukul dengan sebuah AI Generatif baru yang cukup bertenaga di tengah OpenAI adalah rajanya. Bahkan bisa mendobrak lini bisnis AI buatan barat dari penemuan besar yang China lakukan.

 

Jelas NVIDIA rugi dan bahkan buatan terbaiknya malah kalah dengan versi sebelumnya yang ia buat. Lebih telak lagi, yang menggunakan perusahaan antah berantah dari China yang umurnya masih seumur jagung. Bahkan itu termasuk rilisan awal yang masih banyak kendala dan belum menjadi versi final.

 

Jelas Amerika ketar-ketir akibat hal tersebut, karena China sudah bisa membuat AI generatif versi mereka sendiri. Bahkan itu masih permulaan karena China sering membuat sensasi yang tak terduga atas bidang yang mereka berhasil buat.

 

AI Generatif, Cara Jadi Market Leader di Dunia Digital

Siapa yang punya teknologi kekinian  termasuk di sana AI, dia yang menguasai dunia!

Pepatah ini jelas tidak salah, Amerika telah membuktikan dominasinya pada dunia teknologi selama ini. Kini mereka sudah punya pesaing yang sama kuatnya, yaitu China. Perlahan mereka mampu membuat AI generatif yang serupa bahkan dengan harga miring.

 

Meskipun ibarat masih anak bayi dan masa dalam fase merangkak. China terus belajar dan kini sudah berada di jalur yang benar untuk bisa menjadi seorang leader di dunia digital. Itu hadir dari DeepSeek yang dianggap jadi percontohan perusahaan asal China.

 

DeepSeek punya keunggulan dibandingkan pesaingnya seperti bersifat Open source yang membuat AI jadi lebih demokratis. Ini juga memberikan peluang bagi startup dan UKM untuk bersaing di level yang sebelumnya hanya bisa diakses oleh raksasa teknologi.

 

Dampak dari inovasi ini juga terlihat dalam perubahan strategi industri, kini NVIDIA dan OpenAI harus menyesuaikan diri dengan tekanan harga dan permintaan pasar yang berubah. Semakin kuatnya persaingan antara China dan AS dalam pengembangan AI

 

Nah.. buat jadi market leader di dunia digital tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada keterbukaan, efisiensi biaya, dan adaptasi terhadap dinamika industri global. Jadi menarik dilihat persaingan AI baru saja dimulai, siapa yang akan menang dan menjadi market leader sesungguhnya.

 

DeepSeek dan Dampak Besar pada Persaingan Industri

Konsep bisnis china tentu saja dikenal dengan gebrakan dan sensasi. Sering saja mereka membuat gempar dunia. Lalu dihujat karena tidak sehebat pesaingnya, lalu perlahan ngegas kuat dan akhirnya menang dan menguasai pasar.

 

Pola ini sudah dimulai saat pertama sekali mereka mengeluarkan produk otomotif di era 2000-an. Buat yang low budget ingin memiliki kendaraan bermotor. China punya produk dan produk mereka merambah ke semua lini.

 

Jangan heran saat mendengar produk Made in China, itu artinya produk yang dihasilkan punya kualitas rendah dan murah. Namun kini, China sudah berbeda karena produk yang diciptakan tentang mengusung harga yang kompetitif dan dengan kualitas bersaing.

 

Bahkan kini saat mendengar produk China, adalah opsi pertama para konsumen dalam menggunakannya. Jelas mereka berhasil membalikkan keadaan atas produk yang mereka ciptakan jadi lebih baik dan dipercaya sama masyarakat.

 

Kasus itu serupa dengan DeepSeek, awak mulanya punya sejumlah kendala dari error dan tidak bisa login. Proses pencarian dari prompt sering macet, namun seiring dengan perkembangannya ia akan makin kompetitif. Bahkan bisa ngegas meninggalkan AI generatif yang lebih senior.

 

Bagaimana DeepSeek Bekerja Secara Optimal

DeepSeek AI hadir untuk mengatasi tantangan ini melalui arsitektur yang efisien secara komputasi, termasuk kerangka kerja DeepSeek Mixture-of-Experts (MoE) yang mampu menekan biaya inferensi tanpa mengorbankan performa.

 

DeepSeek v3 dikembangkan sebagai LLM serbaguna yang dioptimalkan untuk mengikuti instruksi dan melakukan penalaran tingkat tinggi. Selain itu, terdapat DeepSeek Coder untuk pembuatan kode dan rekayasa perangkat lunak, DeepSeek Math untuk penalaran simbolik dan kuantitatif, serta DeepSeek R1-Zero, yang mengandalkan pembelajaran penguatan murni tanpa fine-tuning menggunakan SFT.

 

Model lainnya, DeepSeek R1, dirancang untuk menyelesaikan permasalahan lintas domain dengan kebutuhan fine-tuning yang minimal. Jelas mampu menghasilkan data yang lebih cepat dan tentu saja memuaskan.

 

Teknik yang digunakan pada DeepSeek yaitu Chain of Thought (CoT) yang memungkinkan model untuk menjelaskan langkah-langkah dalam proses pemikirannya. Ini sangat berguna dalam tugas yang membutuhkan penalaran kompleks seperti pemecahan masalah matematika, pengkodean, dan analisis data.

 

Ada juga berupa Fitur Pro Search memungkinkan DeepSeek untuk memahami pertanyaan dengan lebih baik dan mengambil informasi yang lebih relevan dari basis data yang tersedia. Data yang dihasilkan lebih up to date dan bisa dipercaya tentunya.

 

Namun ia pun kekurangan dalam bahasa yang dipahami, saat ini masih tergolong kuat hanya dua bahasa saja yaitu Bahasa Inggris dan Mandarin. Sedangkan bahasa lainnya masih dalam proses belajar dari NLP. Jadi hasil pencarian dari Bahasa Indonesia masih tergolong kurang memuaskan.

 

Tapi sudah coba dijawab oleh DeepSeek dengan meluncurnya DeepSeek. Varian baru yang mereka anggap punya inovasi besar dalam hal proses mengintegrasikan teks, database, dan knowledge graphs untuk menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam.

 

Apakah itu berkaitan dengan sejumlah hal rumit seperti i matematika, pemrograman, dan pengambilan keputusan, sekaligus tetap menjaga kejelasan dalam penyampaian informasi. Dalam coding, misalnya, model ini menjelaskan logikanya terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban, memungkinkan pengguna untuk memverifikasi setiap langkah pemikiran AI.

 

OpenSource, Keunggulan DeepSeek dibandingkan Pesaingnya

Mungkin di era software Microsoft dan Apple, ada sebuah software yang sifatnya OpenSource dan membuat siapa saja programmer terlibat di dalamnya. Dia adalah Linux, nah DeepSeek mencoba hal demikian di tengah banyaknya AI generatif lainnya yang dengan cukup eksis.

 

OpenSource dianggap membuat kinerja DeepSeek lebih stabil dan tentu saja semua bisa bekerja di proyek ini. Seakan membuka peluang baru untuk meningkatkan akurasi dan menyempurnakan model AI. Sebaliknya, OpenAI mempertahankan struktur internal yang tertutup, dengan fokus utama pada kepentingan perusahaan.

 

DeepSeek akan membuka lima repositori kode yang telah "didokumentasikan, diterapkan, dan diuji dalam produksi. Salah satunya adalah repositori kode adalah lokasi penyimpanan aset pengembangan perangkat lunak yang biasanya berisi kode sumber, file konfigurasi, serta dokumentasi proyek.

 

Patut dilihat bagaimana hasil dari DeepSeek setelah OpenSource selesai dan makin disempurnakan. Jelas saja kemampuannya jadi sangat luar biasa dan membuat dunia barat takluk atas dominasi China.

 

DeepSeek: AI Canggih Nan Terjangkau, Transparan, dan Efisien

Di tengah dominasi model AI serbaguna seperti GPT-4.0, Claude 3.5, LLaMA 3.1, Qwen 2.5, dan Gemini 2.0, DeepSeek hadir dengan pendekatan berbeda. Alih-alih berfokus pada fleksibilitas yang luas, DeepSeek justru mengutamakan optimalisasi domain, transparansi, dan efisiensi biaya.

 

Model ini dirancang untuk memberikan penalaran yang lebih presisi, sehingga membuat AI lebih praktis dan dapat diandalkan dalam berbagai bidang. Memang untuk saat ini masih dalam wujud prototype. Namun ia dianggap cukup canggih karena modal awal yang cukup murah dalam pengembangannya.

 

Bermodal hanya dengan US$ 6 juta saja sudah bisa menyaingi produk buat OpenAI: ChatGPT yang dibuat dengan biaya 10 kali lipat lebih mahal. Jelas makin murah biaya tentu saja membuat energi yang dibutuhkan jadi lebih murah. Ini jelas sebuah tantangan yang DeepSeek berhasil pecahkan dibandingkan LLM tipe lainnya.

 

Urusan performa bisa dikatakan cukup bersaing dengan sejumlah pesaingnya. Misalnya saja terkait dengan proses optimasi komputasi dari FP8 yang dianggap hemat memori hingga 75%. Lalu urusan pemecahan tugas berdasarkan Benchmark bisa melampaui model AI proprietary dalam urusan bahasa. Nah bahasa yang cukup baik seperti Bahasa Inggris dan Mandarin.  Lalu juga cukup kompeten urusan pemograman dan soal matematika.

 

Berbeda dengan model AI proprietary yang mahal dan tertutup, DeepSeek hadir sebagai solusi open-access dengan efisiensi tinggi tanpa mengorbankan performa. Dengan menerapkan presisi floating-point 8-bit (FP8).

 

Ia punya kemampuan dalam mengurangi konsumsi memori hingga 75% dibandingkan model 32-bit, menjadikannya lebih hemat daya dan optimal untuk lingkungan dengan sumber daya terbatas.  Jelas ini cukup membantu para perusahaan kecil, akademisi, serta daerah dengan keterbatasan akses teknologi untuk memanfaatkan AI berkinerja tinggi dengan biaya lebih rendah.

 

DeepSeek terus berkembang, mengatasi tantangan yang dihadapi versi awalnya, seperti format yang tidak konsisten dan masalah output multibahasa, dengan menerapkan metode cold-start data generation untuk menghasilkan respons yang lebih terstruktur dan ringkas.

 

Pendekatan yang lebih transparan dan efisien, DeepSeek tidak hanya meningkatkan aksesibilitas teknologi AI, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi inovasi di berbagai sektor. Baik untuk bisnis, akademisi, maupun individu, DeepSeek menawarkan solusi AI yang lebih hemat biaya, fleksibel, dan siap menjadi pilar utama dalam revolusi kecerdasan buatan.

 

Potensi Besar dari DeepSeek di Masa Depan

Kehadiran DeepSeek R1 menandai babak baru dalam perkembangan AI, Model AI ini bukan sekadar alat untuk memahami bahasa, tetapi juga memiliki potensi besar dalam menyelesaikan berbagai tantangan dunia nyata. Ada banyak bidang yang bisa ia berikan kontribusi secara langsung dengan sifat Open Source yang ia bangun.

 

Pertama sekali tentu saja bidang pendidikan, peran AI bisa menjadi seorang tutor interaktif yang mampu mengurai konsep kompleks menjadi penjelasan bertahap yang lebih mudah dipahami oleh pelajar. Sistem pembelajaran adaptif berbasis AI memungkinkan siswa untuk mendapatkan materi yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan mereka, meningkatkan efektivitas pembelajaran secara signifikan.

 

Lalu ada di bidang krusial yaitu kesehatan, AI dianggap sebagai asisten terbaik buat dokter di bidang kesehatan. Penerapan yang bisa dilakukan tentu saja kemampuan dalam pengambilan keputusan. Sejumlah data riwayat pasien jadi acuannya. Salah satunya seperti penerapan RME (Rekam Medis Elektronik). Ini juga mengurangi pasien yang tak tertangani dengan baik.

 

Berdasarkan pada sejumlah riset ilmiah, DeepSeek mampu mempercepat penemuan di berbagai bidang seperti sains material dan teknologi baru. Keunggulannya dalam menghubungkan data eksperimen dengan model teoretis, AI ini berpotensi membantu ilmuwan dalam mengidentifikasi pola tersembunyi, mempercepat pengembangan inovasi, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk uji coba laboratorium.

 

Bidang lainnya tentu saja berkaitan dengan industri, DeepSeek memaksimalkan pengambilan keputusan dalam bisnis. Misalnya saja terkait dengan optimalisasi rantai pasokan yang mengintegrasikan wawasan geopolitik dapat membuat bisnis lebih responsif terhadap perubahan global, mengurangi risiko, dan meningkatkan efisiensi operasional.

 

Agar ekosistem AI semakin berkembang, kolaborasi antara komunitas open-source dan pengembang AI proprietary menjadi sangat penting. Dengan membangun AI yang lebih fleksibel, DeepSeek dapat menjangkau lebih banyak sektor, dari industri kreatif hingga pengelolaan sumber daya alam.

 

Meskipun begitu, untuk menuju ekosistem AI yang etis dan bertanggung jawab, DeepSeek menekankan akuntabilitas, pemberdayaan ahli, dan arsitektur AI hibrida untuk keseimbangan skala dan presisi. Cara yang coba mereka bangun adalah dengan transparansi dan efisiensi, AI ini berpotensi menjadi pilar utama dalam evolusi teknologi, menghadirkan inovasi luas yang mengubah cara manusia berinteraksi dengan AI.

 

Layak ditunggu ke mana arah DeepSeek di masa depan, terus berkembang jadi nomor satu atau kalah berkait boikot yang ugal-ugalan dari Amerika tanpa ampun. Bertahan untuk menjadi kuat atau gugur dari pertempuran. Huawei sudah berhasil melewat itu semua, kini tinggal DeepSeek dan perusahaan China lainnya.

 

DeepSeek dan Sensor yang Menghalangi Demokrasi

Sejak dulu China dikenal dengan negara komunis yang terkekang. Jelas ini memberikan batasan pada setiap penduduknya. Mereka semua harus tunduk atas pemerintah tak terkecuali termasuk perusahaan China. Jelas batasan ini di satu sisi menguntung dan di sisi lain merugikan.

 

Pada sisi yang menguntungkan, ada banyak perusahaan China yang diuntungkan. Bagaimana bisnis mereka dibantu pemerintah secara luas terutama menekankan bahan baku dan ekspor. Alhasil produk mereka dijual jauh lebih murah ke seluruh dunia. Ini jelas membuat bisnis dari perusahaan lain atau lokal meradang, caranya dengan menaikkan pajak ekspor pada produk China.

 

Hal tak mengenakkan pun ada, selaku negara komunis tentunya ada banyak batasan dan sensor. Salah satu hal yang menarik tentu saja sejumlah sosial media yang lazim kita pakai tidak ditemukan di China. Mereka punya sosial media versi lokal yang sudah di bawah kontrol pemerintah.

 

Isu-isu krusial yang terjadi di China pada masa lalu menyimpan banyak masa kelam. Pemerintah China yang terkenal dengan sensor jelas membatasi informasi termasuk kejahatan masa lalu. Hal yang paling disoroti datang dari kejahatan masa lalu.

 

Berdasarkan dari media kenamaan Forbes yang pro barat. Mereka melakukan sejumlah pertanyaan yang cukup sensitif ke DeepSeek. Misalnya saja dari isu Uighur, status Taiwan, peristiwa Lapangan Tiananmen 1989, kritik terhadap Xi Jinping, hingga mekanisme penyensoran di China.

 

Tahu jawaban dari DeepSeek?

Alih-alih memberikan respons berbasis fakta atau analisis netral, DeepSeek memilih untuk menghindari topik tersebut dengan jawaban seragam: “Maaf, saya belum yakin bagaimana cara menjawab pertanyaan jenis ini. Mari kita bahas matematika, pengodean, dan masalah logika saja!”

Bahkan, ketika ditanya tentang karakter buku anak-anak Winnie the Pooh yang kata banyak pihak mirip dengan Presiden China Xi Jinping dalam meme satir. Jelas tak ada jawaban. Lalu saat ditanyakan mengenai Donald Trump, DeepSeek akan berbicara dengan panjang lebar bahkan hingga 500 kata.

 

Ini jelas ada sensor pada sejumlah hal, apalagi China punya namanya Cyberspace Administration of China (CAC), bahkan menerapkan pengujian ketat terhadap model AI yang beroperasi di negara tersebut. Setidaknya 70.000 pertanyaan diuji untuk memastikan bahwa AI memberikan “jawaban yang aman” sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

 

Ini membuat sejumlah jawaban yang krusial dan politis tidak ada jawabannya. Bagi saya pribadi jelas, China tidak mau membuat kegaduhan di negaranya meskipun jadi sebuah tertawaan buat negara lain. Namun bila ingin bersaing secara global, keterbukaan harus ada meskipun ibarat dua mata pisau.

 

Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam era AI, bukan hanya teknologi yang menjadi faktor utama dalam kompetisi global, tetapi juga bagaimana AI diprogram untuk merespons informasi yang sensitif secara politik.

 

DeepSeek mungkin telah membuktikan dirinya sebagai inovasi AI yang unggul dalam banyak aspek, tetapi tantangan terbesar bagi model ini bukanlah sekadar soal performa atau efisiensi, melainkan sejauh mana transparansi dan kebebasan informasi dapat dipertahankan di dalamnya.

 

Kesimpulan Akhir

DeepSeek telah membuktikan dirinya sebagai AI generatif yang mampu mengguncang industri, memberikan tantangan serius bagi dominasi teknologi Barat. Bermodal pada pendekatan open-source, efisiensi tinggi, dan biaya yang lebih rendah, seakan membuka peluang baru dalam berbagai sektor, dari pendidikan hingga industri keuangan. Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama dalam hal transparansi dan penyensoran, yang dapat menghambat penerimaannya di tingkat global.

 

Persaingan AI begitu ketat, keunggulan teknologi saja tidak cukup untuk menjadi pemimpin pasar. Adaptasi terhadap dinamika industri, keterbukaan terhadap inovasi, serta keseimbangan antara efisiensi dan kebebasan informasi akan menjadi faktor penentu di masa depan.

 

Apakah DeepSeek akan terus berkembang dan mendominasi, atau justru menghadapi batasan yang menghambat langkahnya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

 

Semoga tulisan saya ini menginspirasi kita semua, Akhir kata, have a nice days.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer