Wednesday, February 26, 2025

Mengubah Kata Menjadi Karya: Satu Dekade Pengabdian di Dunia Blog

Bulan ini kamu bisa sidang skripsi!!! Pungkas pembimbing skripsi kala itu. Semester telah menunjukkan angka dua digit, menandakan jumlah semester mulai menipis. Perjuangan berdarah-darah itu akhirnya usai, setelah hampir 5 tahun berada di sana.  Artinya saya sudah terlambat setahun dari target yang ditetapkan.

 

Segudang kendala menghampiri hingga akhirnya bisa sidang dan wisuda pada pertengahan tahun 2015. Pada sidang kala itu, penguji menanyakan suatu hal yang masih hingga kini saya ingat. Pertanyaan itu cukup menohok terlontar dari salah seorang penguji Setelah tamat kamu mau ke mana? Apa yang bisa kamu lakukan di tengah sulitnya mencari pekerjaan?

 

Seakan saya berpikir panjang meskipun itu hanya sebatas pertanyaan klise yang menjebak. Saya menjawab dengan tangguh dan yakin: Saya ingin jadi orang yang berbeda dibandingkan teman-teman lain. Saya punya skill di bidang jurnalistik dan seni pungkas saya.

 

Seakan pembimbing dan penguji seksama bertanya: Apa itu? Saya punya blog dan ada banyak pengunjung di sana. Saya menjawab antara PD atau karena spontan, dari mereka meminta link. Dalam hati mereka, ini apaan sih. Cuma blog random dan alay ala mahasiswa. Si Bro ini berpikir dengan blog beginian bisa menyongsong masa depan.

 

Perkenalan tak Bisa dengan Dunia Blog

Jauh sebelum mengenal blog, saya paling sering menulis di sejumlah platform. Dulu sempat besar gaungnya di Kaskus. Setiap tulisannya berwujud seperti thread dan tentunya tidak bisa dimonetisasi. Paling kalau postingannya bagus akan dapat bata atau cendol gan.

 

Rasanya di sana hanya sebatas forum saja sedangkan untuk menjadi sebuah media menulis sepenuhnya tidak bisa. Ibarat kos yang bisa kapan saja tergusur, harus ada media yang tepat buat bikin rumah itu nyaman. Pilihan itu akhirnya jatuh pada blog.

 

Semuanya berawal dari kehilangan besar: saya kehilangan diary kesayangan saat berada di ruang kelas. Saya punya kebiasaan aneh untuk seorang lelaki yakni menulis diary. Kebiasaan ini sudah saya jalankan sejak awal masuk SMA hingga berlanjut ke bangku perkuliahan. Di sana segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan hingga curhat ada di sana.

 

Masalah pun terjadi saat diary istimewa saya yang berwarna pink di sana hilang. Itu terjadi saat memasuki semester 3. Semua harapan rasanya pupus, karena diary andalan saya hilang. Kala itu kami ada pembelajaran yang berlangsung di RKU (Ruang Kuliah Umum) di kampus.

 

Karena ketinggalan, jadinya saya baru ingat keesokan harinya. Alhasil diary itu tidak pernah ditemukan lagi meskipun di sana menyimpan banyak catatan kuliah hingga sejumlah tulisan saya. Rasanya jadi hari yang sangat menyedihkan kala itu. Semua yang ditulis hilang tak berbekas hanya, sebagian saja yang masih mengingat.

Jelas saya terpukul saat kejadian itu, untuk menulis ulang butuh waktu lama dan sewaktu-waktu hal serupa bisa terulang. Lalu teman saya Salman kala itu berkata, sebaiknya kamu tulis versi baru saja dalam bentuk digital. Coba deh kamu nonton film “Kambing Jantan” di sana ada cerita mengenai yang sedang sangat eksis untuk saat itu. Menulis di blog dan bisa dibilang itu jadi diary yang bagus banget tanpa takut kehilangan sama sekali.

 

Akhirnya kala itu pada Mesin Pencari Google punya platform blogging terkenal yang mereka namai: Blogger. Sebuah platform yang membuat pengguna bisa menuliskan di sana tanpa batas keluh kesahnya. Tak perlu takut hilang atau butuh kertas banyak, modalnya cuman internet.

 

Segala keluh-kesah, pengalaman, cerita hingga menghasilkan pundi-pundi cuan. Semua itu hanya cukup dengan buka blogger dan kemudian buat blog baru. Kamu pun juga bisa mengoreksi bila saja salah. Ini bagi saya hal yang layak dicoba buat konsisten.

 

Sesimple itu, dan itu semua akhirnya saya lakukan. Kini saya punya media yang tepat apalagi kala itu sudah punya laptop sendiri gampang buat bekerja tanpa harus ke warna. Akhirnya saya pun mencoba menuliskan sejumlah artikel yang kemudian akan saya posting. Saya masih ingat sekali waktu itu postingan saya agak berat dan tentunya itu berasal dari tugas kuliah.

 

Saya memilih nama domain yang kala itu masih ada embel-embel blogspot di belakangnya. Cukup alay dan tidak menarik sama sekali dengan latar belakang awal blog khas Majapahit yaitu: www.ieball-m.blogspot.com. Jelas ini nama sangat sulit diejakan dan tentu saja tidak menjual. Saya belum belajar perihal hal tersebut, yang penting menulis rutin dan panjang kalimatnya.

 

Pertama sekali postingan saya mengenai: Dampak Perubahan Iklim secara Global dan Postingan kedua berkaitan dengan: Bagaimana Cara Kerja Reaktor Nuklir. Setelah kedua artikel itu saya post dalam waktu yang berdekatan. Lalu saya tinggal tidur dan tidak buka blogger hampir sebulan lamanya.

Lalu setelahnya saya coba buka kembali dan hasilnya mengejutkan. Total ada lebih dari 30 ribu pembaca dari dua tulisan ini. Jelas bagi newbie ini sangat luar biasa dan tentu saja menyenangkan. Saya akhirnya menunjukkan hasil statistik pengunjung pada kawan saya.

 

Ternyata sebelumnya menulis hanya bisa dilakukan di sebuah diary offline yang hanya bisa dibaca oleh saya pribadi. Kini bisa dibaca oleh banyak orang dalam waktu dan jadi penghias halaman pertama google. Ini membuat saya semangat berapi-api setelahnya dan rutin menulis di blog.

 

Kala itu saya mencoba belajar dari sejumlah blogger terkemuka dalam hal menulis. Mencari bahan yang dirasa enak dibaca dan banyak peminatnya. Apakah itu menulis tentang tips, pengalaman hingga hal kocak lainnya. Blog saya ibaratnya gado-gado, semua saya bahas dan di satu waktu itu mendongkrak popularitasnya.

 

Di sana juga saya mencoba belajar menulis yang selama ini cukup kaku. Bahasa yang biasanya menggunakan bahasa khas kampus yang formal, coba diadaptasikan secara informal buat pembaca saya.

Laptop pertama di tahun 2011, ini jadi awal yang cukup baik karena akhirnya saya bisa menulis. Sebelumnya saya masih menggunakan jasa ke warnet untuk buat tugas kampus yang banyak. Kadang juga menggunakan laptop pinjaman punya teman.

 

Jelas saya masih ingat waktu itu, Agustus 2011 adalah laptop pertama saya. Berwarna merah maroon yang menyala. Seakan menjadi semangat baru dalam bekerja yang selama ini jadi kendala. Saya bisa membuat sejumlah tugas di sana.

  

Sampai akhirnya di akhir 2018 iya menyerah, perjuangan selama 7 tahun berakhir. Engselnya sudah lama lelah dan baterainya sudah 2 kali gonta-ganti. Akhirnya ia beristirahat tenang, ada banyak kenangan dan karya yang berhasil lahir di sana.

Saya butuh laptop baru yang bisa menggantikannya, akhirnya di tahun yang sama saya bisa mendapatkan laptop. Bukan dari menguras tabungan pribadi tapi dari lomba, saat itu saya berhasil memenangkan lomba Blog ASUS. Mendapatkan laptop pengganti serupa yang jauh lebih segar, ia siap berpacu buat menghasilkan karya lagi. Itu semua berkat adanya blog!


Refleksi 10 Tahun Ngeblog: Merebranding Diri dan Blog

Saya punya niat untuk menulis secara long term. Artinya bacaan yang saya tulis sekarang masih bermanfaat hingga sepanjang masa. Akhirnya tahun 2015 jadi waktu yang tepat dan itu sejalan dengan saya telah menamatkan kuliah.

 

Jelaslah tidak bisa lagi menulis sesuatu yang sifatnya lucu-lucuan atau bahkan hal yang viral saja. Saya harus punya resolusi besar dan pemikiran dalam dunia menulis. Lagian saya sudah cukup dewasa dan ini mengubah cara berpikir dalam menghasilkan konten.

Saya pun mencoba memutuskan arah menulis ke arah mana. Melihat segala potensi yang saya miliki dan akhirnya saya putuskan untuk menulis blog ke arah teknologi masa depan dan pengetahuan. Bidang ini bisa lama relevan dan punya banyak peminat.

 

Selain itu ada banyak bidang yang bisa dibahas di sini dan tentu saya sesuai dengan passion saya. Akhirnya saya membulatkan tekad untuk menulis bidang tersebut. Niche ini dirasa cocok terkait kemampuan saya dan masih sangat sedikit blogger yang membahas ke sana. Umumnya berkutat dengan wisata, lifestyle hingga parenting.

 

Isu ini seakan menjawab sejumlah hal tak bisa blogger bahas. Misalnya saya pernah membahas yang tak kepikiran sama sekali. Misalnya bagaimana cara manusia membuat koloni di Mars atau Proyek Ambisius Artemis menjejak kembali ke Bulan. Dua topik ini cukup berat, namun saya mengulasnya dengan sangat dalam dan lama. Butuh riset lama, mencari gambar terbaik hingga akhirnya post. Bahkan bisa menghabiskan waktu 14 hari saja.

Tapi saat sudah dipost lega sekali, kini lanjut buat hal berat lainnya dengan sudut pandang lain. Inilah keseruan yang saya dapatkan dari 10 tahun terakhir di dunia ngeblog. Dalam 10 tahun ngeblog, mempertahankan esensi setiap postingan. Dalam menulis, saya punya karakter dalam sebuah tulisan harus ada standar tinggi.

 

Ini ibarat SOP yang saya terapkan dan bertahan sampai saat ini. Pertama sekali dalam menulis saya mencoba sedetail mungkin, ini membuat postingan saya panjang-panjang. Jumlah saya patok di atas 2000 kata. Lalu kenapa harus segitu panjangnya?

 

Alasannya agar pembaca puas dan tentu saja makin panjang makin detail yang dibahas. Mesin pencari seperti Google sangat menyukai artikel yang panjang dan punya niche menarik. Ini buat rangking di mesin pencari bisa berada di halaman pertama.

Itu juga dibarengi dengan pencarian keyword yang menarik. Ada banyak informasi yang bisa didapatkan dan penulis bisa mendapatkan informasi dari segala indra yang ia miliki. Mengubahnya menjadi gaya bahasa khas, karena dalam setiap tulisan ada yang membangkitkan perasaan (bahagia, senang, kagum, hingga terhibur).

 

Semua sudah siap kini saatnya yang cukup krusial yaitu urusan judul. Di era pembaca yang suka hal bombastis, Judul harus ada nilai clikbait di dalamnya, selain itu penggunaan judul panjang seakan memberikan penjelasan buat pembaca dan mengkliknya.

 

Lalu urusan url sebaliknya, saya menggunakan url sesingkat mungkin dan kena dengan tema yang diangkat. Itu tujuannya biar blog nanti gampang dicari dalam pencarian. Selain itu juga terlihat minimalis saat link kita dibagikan, dari url saja sudah clickable buat pembaca.

Standar-standar ini terus saya terapkan hingga kini dan jadi acuan dalam menulis blog. Termasuk juga di dalamnya rutinitas postingan, ini perlu dan penting. Jangan sampai kehilangan pembaca setia, upload konten sesuai mood namun diprogram sesuai waktu.

 

Saya pribadi punya rutinitas dalam posting tulisan dengan jumlah 4 postingan setiap bulannya. Itu saya rutin lakukan hingga kini. Bila sangat sibuk, nanti saya tabung tulisan untuk beberapa minggu ke depan. Karena bila lama absen bahkan di atas 2 bulan, pembaca akan hilang dan trafik bisa anjlok.

Selain itu, bila kita sudah lama absen kemampuan menulis panjang dan detail akan menghilang. Bahkan jadi malas hanya untuk menulis beberapa paragraf saja. Prinsip saya, jadikan sebuah rutinitas yang saat kita ngga melakukan terasa ada yang kurang.

 

Pemilihan Nama Blog: Cara Membangun Diri

Sebelumnya saya sudah menggunakan nama domain gratisan www.ieball-m.blogspot.com dari tahun 2011 sampai dengan 2015 awal. Saya rasa blog saya susah diingat dan disebutkan meskipun trafiknya cukup bagus. Saya harus membranding blog sedemikian rupa, pemilihan domain jadi prioritas pertama agar blog terlihat profesional.

 

Saya seakan berpikir sembari mencari wangsit atas nama yang dianggap cukup layak. Akhirnya terpintas dalam pikiran saya untuk memilih nama domain yang unik dan menarik. Jelas bila menggunakan nama saya: iqbal sudah duluan dipakai oleh orang selain itu nama saya kurang menjual dalam branding blog.

Akhirnya saya pun memilih domain yang unik yaitu www.lupadaratan.com sebagai nama top domain level selanjutnya dan selamanya. Nama ini dianggap seakan merepresentasikan banyak dalam hidup saya. Mulai dari saya yang kuliah di jurusan Ilmu Kelautan, semuanya berurusan dengan biota laut.

 

Pemilihan ini seakan saya lupa akan daratan karena terlalu di laut. Selain itu domain ini seakan wujud bangga pada status saya dalam perkuliahan saya dulu. Identik dengan yang berbau dengan dunia maritim. Akhirnya blog www.lupadaratan.com lahir tepat di tanggal 29 Agustus 2015 dan bertahan hingga kini.

 

Meskipun dengan segudang kesulitan untuk bisa membuat domain dengan akhiran com. Nah.. di situ saya baru merasakan bahwa untuk jadi profesional harus dimulai dari hal kecil. Mendadak saya harus membranding banyak aspek lainnya yang dianggap menaikkan trafik, menambah kerja sama hingga dianggap beneran seorang blogger.

Kala itu saya pun membaca sejumlah blog yang dianggap punya banyak pengunjung. Mereka punya niche unik dan tentu saja jadi paling lengkap serta up to date. Alhasil saya menggunakan segudang cara yang bisa saya adaptasikan.

 

Misalnya membuat desain blog yang minimalis dan fast loading. Di sini sangat penting, blog yang berat dianggap masa tunggu pengunjung bertambah lama. Di era digital, kecepatan jadi nomor 1 dan blog yang cepat membuat kita unggul.

 

Saya pun di sinilah belajar, bagaimana bahasa sulitnya Javascript. Untuk yang pakai html jelas tahu bagaimana sulitnya itu apalagi bila desain template yang digunakan gratisan. Di sini juga saya belajar dalam memodifikasi blog biar sesuai keinginan. Apakah itu urusan tulisan, font, warna hingga tata letak yang estetik. Termasuk juga memasukkan sejumlah sosial media lainnya yang jadi media buat promosi.

Blog sudah punya nama dan desain template yang baik, nah yang perlu diperhatikan tentu saja gambar. Bentuk thumbnail gambar tak hanya satu saja, tapi harus banyak dan ikonik. Gambar yang kita gunakan bila tidak berasal dari jepretan sendiri, bisa dengan cara modifikasi.

 

Kehadiran aplikasi seperti Canva bak oase di tengah gurun pasir, saya menganggap canva punya andil besar dalam membuat blog jadi lebih berwarna. Tak hanya sebatas tulisan yang panjang, kadang tulisan menjemukan tanpa gambar yang memberi pemanis.

 

Saya pun di sini belajar pentingnya gambar. Belajar bagaimana membuat thumbnail gambar yang bagus dengan desain ikonik, membuat gambar yang sesuai dengan penjelasan hingga sampai pada tahapan infografis yang nendang. Ini nilai jual yang bikin tulisan saya menarik dibandingkan para pesaing.

 

Pembaca mendapatkan User interface dan User Experince, ia akan kembali karena konten dan apa yang disajikan. Blog kita akan masuk ke bookmark rutin didatangi meskipun era blog tak segerlap dulu. Saya pun juga belajar banyak hal biar blog bisa tampil bagus yaitu jumlah paragraf cenderung pendek. Pembaca akan mudah membacanya dan informasi yang kita berikan bisa mudah diserap.

 

Buat yang belum tahu, saat pembaca datang dan membaca blog kita. Mereka akan tertuju pada setiap tulisan, ia nanti akan berwujud headmap eye tracking. Jadi makin pendek paragraf, makin mudah buat pembaca paham. Bukan seberapa panjang paragraf yang kita jelaskan tapi seberapa paham pembaca.

Saya setelahnya juga membuat about me. Nah ini bagi saya ibarat kita memperkenalkan diri pada pembaca siapa sebenarnya kita. Mereka bisa tahu banyak hal, dari sejarah panjang blog kita, niche yang kita angkat hingga media promosi serta kerja sama kelak.

 

Bahkan bisa juga pencapaian kita selama dunia menulis, ini membantu sekali bahkan kita sudah expert di bidang tersebut. Toh jangan lupa juga buat melampirkan informasi kontak, mana tahu rezeki mengalir deras di sana. Blogger profesional harus punya halaman ini, biar Ada banyak agency yang menghubungimu kelak.

Terakhir yang saya update tentu saja urusan logo dan favicon, hal kecil namun sangat penting. Saya pun mengubahnya sesuai keinginan, saya memilih hal yang berbau dengan dunia kelautan. Ada unsur pulau dan laut di dalam favicon yang saya buat dan gunakan sampai kini.

 

Pertemuan Penting Dengan Blogger Berpengalaman

Menjadi blogger hingga kini ada punya andil besar dari blogger berpengalaman sebelumnya. Tepat 2015 lalu saya bertemu dengan sejumlah blogger kenamaan di daerah saya. Salah satunya Bai Ubai yang terkenal dengan blog www.bairuindra.com

Sebelumnya saya juga mencoba berkomunikasi dengan sejumlah blogger. Umumnya mereka sudah sepuh di dunia perblogger. Ada rasa hormat saat jumpa mereka, harus ada kata “Mastah” untuk bisa berguru. Apakah saya mendapatkan secercah ilmu saat berguru, nyatanya tidak.

 

Katanya kamu masih newbie sekali, untuk bisa ke level itu masih sangat jauh dan pastinya mengerti. Di situ saya cukup putus asa karena belajar teknik khas ngeblog di internet cukup sulit. Sedangkan blog bukti praktik langsung agar bisa mahir

 

Kembali dengan Bang Ubai, di sana saya belajar banyak hal pada beliau kala itu. Kebalikan dengan sejumlah blogger lainnya, beliau mau mengajarkan ngeblog apalagi kala itu saya tinggal di satu kota yang sama. Jadi bisa jumpa kapan saja sembari ngopi siang membahas urusan ngeblog.

Dimulai dari membuat domain blog yang sulit minta ampun. Di sana saya mencoba membuat dari proses pencarian nama, pembelian hingga pemasangan. Hal yang menyulitkan meskipun ini jadi ilmu berarti hingga kini.

 

Itu belum berhenti, saya juga diajarkan dari membuat desain template blog, cara mengutak-atik blog hingga terlihat user friendly. Sejumlah tulisan yang dianggap layak dan tidak, karena buat jadi blogger profesional butuh waktu.

 

Satu bulan itu jadi waktu berharga, saya mencoba mengubah semuanya. Membaca sekian banyak tulisan dari blog lain yang berkaitan dengan cara memperbaiki blog dengan baik. Itu membuatkan hasil dan blog yang saya kelola bisa tetap menarik.

 

Selain itu juga, saya juga tak menampik sejumlah job yang menarik. Apakah iklan berupa content placement hingga lomba. Di sini kita juga nego berapa harga yang layak dari setiap postingan blog. Makin bagus dan profesional, wajar bisa jual mahal. Itu-itu keuntungan bisa buat bayar domain dan ngopi!

 

Pengalaman tak terlupakan lainnya tentu saja bagaimana bisa ikutan lomba. Bila blog sudah ok, kita akan PD buat ikutan sejumlah lomba. Saya dulu pun ikutan lomba diawali dari skala lokal dulu, ini masuk akal karena persaingan blogger besar sangat kompetitif. Ikutan lomba lokal juga bisa meningkatkan rasa percaya diri bila menang dan bila ngga menang banyak kesempatan belajar.

 

Alhasil saya berhasil memenangkan lomba kecil-kecilan yang diadakan oleh kampus lokal. Hadiahnya berupa sebuah flashdisk kecil yang berukuran 8 GB. Memang hadiahnya kecil tapi cukup berharga karena selama hampir 4 tahun sebelumnya dari 2011. Ini jadi hadiah pertama, pernah juga mendapatkan hadiah parsel kopi yang cukup menarik.

 

Dari Blog Saya Bisa Menjelajah Negeri

Dunia menulis rasanya berbuah manis setelahnya. Ada banyak kenangan tak terlupakan bisa ke sejumlah tempat eksotis di Indonesia. Saya menjelajah indahnya lautan Sabang, sebelumnya saya belum pernah ke sana sekalipun. Meskipun saya tinggal di Banda Aceh, pengalaman bisa ke sana pertama sekali dari salah satu perusahaan logistik dan ekspedisi terkemuka tanah. 

Pengalaman itu terjadi hanya beberapa bulan setelah menamatkan kuliah. Jelas tak terlupakan, meskipun acaranya hanya 2 hari saja. Saya bisa melihat desiran ombak nan menawan, jadi ada pengalaman bila bisa ke sana kembali.

 

Perjalanan belum berhenti di situ, Ngeblog membuat saya bisa menjelajahi indahnya hutan rawa terbesar di Pulau Sumatra yaitu Rawa Singkil. Seakan saat berjalan dengan perahu nelayan di tengah lebatnya rawa, seakan ingatan membuat saya berada di sekuel film Ananconda. Ini jadi mimpi ke sana hanya bermodalkan satu postingan saja mengenai keindahan alam Singkil.

 

Lelah menjelajahi nuansa laut dan rawa, seakan saya berhasil menginjakkan kaki di Leuser. Lokasi Taman Nasional terluas di dunia setelah di Brasil, kaya akan biodiversitas alam. Di sana saya berkesempatan jadi tamu dan menuliskan kisah sebuah desa di Gayo Lues.

 

Desa yang sebelumnya terkenal dengan aktivitas terlarang khususnya Mariyuana. Kini masyarakat desa sudah berubah, mengubah alam mereka yang indah menjadi lokasi ekowisata menarik. Lokasi ini seakan berada langsung di bawah kaki Gunung Leuser dan dibelah oleh jernihnya sungai Alas.

 

Pengalaman di sana seakan menyimpan segudang kisah, kami juga berkunjung ke sejumlah perkebunan kopi warga hingga pengalaman hiking ke kaki Gunung Leuser. Setiap perjalanan tak terlupakan lainnya juga pernah saya lakukan di sana. Berkunjung ke sebuah desa yang menyajikan kawanan Gajah Sumatra dan juga laboratorium khusus yang melindungi Orang Utan.

Hari itu saya merasa beruntung bisa menjelajah Aceh, daerah tempat saya tinggal hingga ke pelosok. Suatu hal yang tak akan bisa saya lakukan hanya dari uang sendiri. Semuanya berkat menulis di blog yang dulunya hanya sarang tulisan anak alay.

 

Perjalanan menjelajah Aceh usai, saya pun ingin merasakan naik pesawat. Saat semua keluarga sudah rutin keluar kota dengan pesawat, selalu saja saya terhalang berbagai hal. Sampai akhirnya bisa kesampaian naik pesawat, tak lain karena menulis blog.

Itu semua berkat ecoblogger, kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah blogger terpilih di Indonesia untuk sama-sama berkontribusi terhadap isu-isu hijau. Kami semua sebanyak 35 peserta dari seluruh Indonesia mendapatkan kesempatan langka tersebut.

 

Saya bersama teman saya Yelli mendapatkan kesempatan untuk bisa ke ibukota. Melakukan aksi nyata dalam hal menanam mangrove tak hanya bentuk kepedulian pada alam tapi juga wujud kita dalam menciptakan model ekowisata baru dalam wujud pariwisata ke hutan mangrove.

Selama ini mangrove diidentikkan dengan lokasi hutan yang seram dan punya beragam makhluk aneh yang berbahaya. Hadirnya hutan mangrove seperti yang dikelola dengan sangat baik dari Pemprov DKI Jakarta, secara tak langsung wujud dalam membangun brand ekowisata di dalamnya.

 

Sehari sebelumnya kami juga melakukan hal besar yaitu dengan demo memasak yang diperagakan oleh Chef Brian Ardianto. Beliau memasak kepada semua peserta yang ternyata bahan-bahan yang digunakan berasal dari hutan. Mulai dari Jemawut, Tepung Kocaf hingga beragam jenis rempah khas hutan. Hasilnya kita menghasilkan sejumlah menu makanan yang enak dan bukti akan ketahanan pangan kita cukup kuat.

Rasanya hal seru itu membuat saya punya sejumlah teman dari seluruh Indonesia. Sebelumnya hanya sebatas sosial media atau hanya saling blogwalking. Kini semuanya bisa ketemu langsung, bercerita akan pengalaman ngeblognya yang berdarah-darah. Rasanya menjadi mimpi bisa ke mana saja hanya dari menulis dan itu akan terus akan saya lakukan.

 

Blog Buat Saya Bisa Memiliki Barang Impian

Untuk bisa memiliki benda impian banyak orang adalah dengan bekerja keras dan menabung. Barang yang kita impian pasti mahal, butuh perjuangan panjang untuk bisa menabung. Bahkan itu mustahil untuk bisa dimiliki.

 

Saya pun mencari cara, apalagi saya dulunya hanya seorang mahasiswa. Bisa punya ponsel kekinian hingga laptop canggih adalah salah satu mimpi. Membelinya harus menabung hasil dari bekerja, waktunya jelas sangat lama.

 

Saya mencoba opsi kedua yaitu memiliki sejumlah barang impian dari menulis. Yupss.. akhirnya bisa memiliki sejumlah barang tersebut dari ponsel kekinian, headphone bagus hingga laptop kekinian. Barang-barang itu pun bisa saya berikan ke sejumlah anggota keluarga yang butuh gawai terbaik. Tak jarang sejumlah barang lama ada beberapa yang saya hibahkan untuk orang lain membutuhkan.

Artinya setiap benda bagi saya lebih berharga dari uang, alasan utama dari benda itu kita bisa memaksimalkan pekerjaan atau bahkan mendapatkan pundi-pundi cuan lainnya. Misalnya laptop lama saya yang sudah mulai melambat, perlahan berhasil saya gantikan dengan laptop terbaru yang powerfull. Itu saya dapatkan dari menang lomba menulis.

 

Saya seakan ingat sebuah kata: Saat orang mati-matian ingat memiliki benda tersebut dengan menyisihkan uangnya. Kita bisa memiliki benda tersebut dari kumpulan kata dan berakhir bisa memenangkan benda.

 

Tetap Eksis Ngeblog Saat Daya Tariknya Mulai Ditinggalkan

Satu pertanyaan yang pernah teman saya tanyakan?

Kenapa masih bertahan di blog saat berbagai platform yang lebih banyak menawarkan gambar dan video sangat menarik kini?

 

Lalu saya terdiam sejenak sambil berpikir untuk menjawabnya:

Pertama blog ibarat cinta pertama dan tentu saja di blog saya mendapatkan sejumlah pengalaman tak terlupakan selama lebih 10 tahun terakhir. Selain itu blog seakan memberikan saya berbeda dari orang lain. Ini seakan memberikan personal branding bagi saya dalam segala hal, saat orang susah payah membangun branding.

 

Sedangkan saya sudah sejak dulu dengan segala pemikiran dan tentu saja keunikan. Saya bisa menyampaikan opini, pengetahuan hingga berbagai informasi berharga. Orang juga bisa menganggap saya cukup kredibel di sejumlah bidang.

 

Blog juga memberikan keunikan dan bahkan di era AI saat ini, bagi saya pribadi malah membantu para blogger lebih produktif dan kreatif. Mereka tak perlu menguras banyak waktu dan tenaga dalam mencari data, semuanya bisa dicarikan dengan AI.

Lalu urusan gambar yang unik dan bebas plagiat, cukup dengan prompt di layanan penyedia gambar. Ia akan memproses berdasarkan deskripsi kata-kata hingga lahirlah sebuah gambar unik. Tak perlu lagi mencari segudang gambar di mesin pencari yang resolusinya bisa saja rendah atau bahkan tak bebas digunakan secara komersial.

Tugas blogger kini hanya meramu sejumlah data tadi jadi sebuah tulisan menarik. Ia bahkan punya gaya bahasa sendiri, ini yang tak mampu AI lakukan selama ini. Saya menggambarkan manusia ibarat seorang kepala chef di sebuah restoran, sedangkan AI hanyalah para koki yang siap mendengarkan perintah dan arahan. Keputusan akhir hanya ada di kita.

 

Dukungan ASUS pada Komunitas Blogger

Meskipun tidak menjadi dalam komunis Blogger ASUS, namun saya cukup banyak andil dalam sejumlah kegiatan yang ASUS lakukan. Apakah itu berupa kegiatan launching produk baru di Youtube, acara Q&A hingga gathering langsung.

 

Salah satu wujud gathering langsung terjadi tahun 2019, itu bisa jadi yang pertama kalinya Team ASUS menginjakkan kakinya di Bumi Serambi Mekkah. Berlokasi di salah satu Hotel di Banda Aceh, kami semuanya para blogger larut dalam keseruan kegiatan ASUS.

 

Saya  pun bisa bertemu dengan Team ASUS Indonesia seperti Marissa, Caroline, Frandy dan juga Danu, sangat menikmati keakraban di antara blogger yang diundang. Saya berharap hal serupa bisa kembali terwujud lagi di masa depan.

Di akhir gathering kami bisa berfoto bersama untuk mengabadikan momen penting. Ada juga lomba berhadiah ponsel terbaru buatan ASUS dan saya jadi salah satu yang berhasil memenangkannya. Jadi itu membuat koneksi saya dengan ASUS tetap terjaga hingga kini.

 

Saya sedikit mau bercerita, Bagaimana bisa akrab dengan ASUS yang semuanya berawal dari lomba. Bahkan saya juga banyak dalam menulis Lomba Blog ASUS. Pada sejumlah percobaan pertama selalu berujung dengan kegagalan.

 

Jangan dapat hadiah hiburan, malah untuk nominasi saja tidak dapat. Saya pun belajar dari Blogger Senior yaitu Bang Ubai, di sana beliau berkata: Bila ingin menang lomba Blog ASUS, harus ada yang harus ditonjolkan pada tulisan. Bila hanya memperkenalkan produk saya, tulisan kita tak jauh beda dengan portal berita. Mereka menilai keunikan dan effort yang blogger berikan, nah nanti biar juri serta semesta yang bekerja.

Akhirnya saya mangut-mangut, mencoba mempraktikkannya hingga akhirnya saya berhasil memenangkan lomba Blog ASUS berupa sejumlah ponsel. Lau berlanjut ke produk lainnya hingga bahkan laptop ultrabook mahal Zenbook. Semua itu karena sudah mengetahui formula dan tentu saja storytelling menarik yang saya tulis.

 

Meskipun ada banyak yang gagal, tapi saya pun tak pernah berkecil hati bila gagal. Anggap saja itu rezeki orang lain dan juga tulisan yang sudah ditulis menjadi konten baru yang siap dibaca para pembaca setia. Toh.. setiap lomba ASUS apa pun saya selalu menyempatkan waktu kapan pun itu.

 

Blog Membuat Saya Bisa Menulis Berbagai Genre

Anggapan penulis blog identik dengan berita flashnews, mereka hanya menyampaikan berita yang sedang hangat dengan tujuan trafik saja. Lalu untuk menulis hal yang berat rasanya sulit, lalu saya dengan tegas membantah. Tidak blogger bisa menulis berbagai jenis genre tulisan apa pun.

 

Ini karena kebiasaan dari sejumlah kompetisi yang mereka ikuti. Bisa saja tema yang dianggap berurusan dengan hutan, lalu tak lama berselang ada lomba tentang ekonomi, review produk teknologi terbaru hingga sengketa luar negeri yang terjadi di Korea Utara.

 

Itu hanya segelintir lomba yang bisa diikuti, ada banyak lomba lainnya yang temanya unik-unik. Nah blogger yang sudah banyak makan asam garam pasti sudah melewati itu semua. Urusan kalah menang itu urusan belakang, hal pertama adalah bagaimana cara bisa ikutan dan ide yang kita tuangkan jadi tulisan bermakna.

 

Nah... bagi saya sendiri pun ngeblog seakan memberikan pengalaman saya berpikir kritis dalam mengulas banyak hal. Itu pun saya aplikasi dalam sejumlah tulisan saya bersifat sains seperti di jurnal, esai hingga karya tulis ilmiah. Semua itu saya tuangkan dengan gaya bahasa yang lebih menarik dengan unsur sastra di dalamnya.

Saat sejumlah jurnal penulis lainnya yang bukan berlatar belakang blogger menulis. Bahasa yang mereka pakai cenderung kaku, sedangkan blogger yang dipaksakan sesuai dengan pembaca bisa menyesuaikan judul tulisan. Alhasil blogger bisa membukti bisa menulis berbagai jenis tuliskan, karena bagi saya menulis sudah masuk ke ranah passion.

 

Laptop ASUS, Menemani Saya Menulis dan Berkarya

Bagi saya ASUS punya banyak andil dalam kesuksesan ngeblog. Ada banyak tulisan dan karya yang sudah saya tulis. Untuk di Blog saya sudah ada lebih 400 karya yang saya tulis, sedangkan di platform lain jumlah menyentuh 1000 karya sejak pertama sekali menulis di tahun 2011.

 

Artinya setiap minggunya ada tulisan yang saya tulis, lahir dari ide dan pemikiran lalu dituangkan ke blog. Pembaca bisa membaca dan membagikannya ke sejumlah platform mengenai tulisan saya. Waktu selama itu jelas membuat saya harus meningkat kualitas dari menulis. Tak sebatas rangkai kata saja, di sana ada gambar dan video.

 

Alat pendukungnya juga harus sama, jelas saja laptop keluaran 2011 sudah tidak layak lagi berpacu di era saat ini. Harus ada gawai berupa laptop yang menunjang produktivitas tersebut. Pilihan itu jatuh pada ASUS karena mereka punya berbagai varian yang menunjang pekerjaan.

 

Terbukti sejak tahun 2011, saya sudah menggunakan sejumlah varian laptop ASUS dari seri mainstream, gaming hingga kalangan eksekutif. Kebanyakan laptop ASUS yang saya gunakan didapatkan dari pengalaman saya bekerja sama dan terlibat dalam lomba ASUS. Saya jelas berterima kasih, tahun 2011 saya pertama kali dibeli laptop dari tabungan ibu saya. Setelahnya saat tamat kuliah di tahun 2015 sampai kini 2025, laptop saya gunakan didapatkan dari berkarya di dunia menulis blog.

 

Nah kembali lagi ke topik kita, sebagai gambaran di zaman saat ini gadget ibarat busur dan pedang di zaman nenek moyang kita. Bila saja baterainya habis, lemot, ngeheng hingga rusak, rasanya kita tak berdaya seakan pedang kita tumpul. Itulah pentingnya perangkat yang tahan dalam menghadapi pekerjaan hingga jadi sarani hiburan serta refleksikan diri.

 

Artinya saya membutuhkan laptop yang paling mutakhir untuk saat ini, namun cukup mobile buat dibawa ke mana saja namun tetap trendy. Akhirnya pilihan saya jatuh pada ASUS Zenbook DUO (UX8406) yang terkenal dengan dua layar. Bagi saya ini mah mahakarya sekali saat semua laptop masih satu layar, ini bisa punya 4 mode penggunaan.

Zenbook DUO (UX8406) sudah dilengkapi dengan spesifikasi yang mumpuni untuk mendukung pekerjaan berat sekalipun. Ia jadi laptop AI dengan dua layar bersertifikasi Intel® Evo™ Edition yang dibekali prosesor bertenaga AI, Intel® Core™ Ultra 7 155H terbaru.

 

Prosesor Intel® Core™ Ultra dilengkapi NPU yang hadir secara spesifik untuk memproses aplikasi yang menggunakan AI. Mampu membuat laptop ini tampil lebih gesit, lebih hemat daya, dan lebih pintar dalam memproses aplikasi berbasis AI.

 

Sebagai gambaran Prosesor Intel® Core™ Ultra dioptimalkan untuk laptop premium canggih seperti pada Zenbook DUO (UX8406). Menampilkan arsitektur hibrida performa 3D, kemampuan AI canggih, dan tersedia dengan GPU Intel® Arc™ bawaan. Sekaligus menghadirkan keseimbangan optimal antara performa dan efisiensi daya untuk gaming, pembuatan konten, dan produktivitas di mana saja.


"Hadir dengan sistem operasi Windows 11, ASUS Zenbook DUO (UX8406) juga merupakan laptop berfitur Copilot untuk dukungan AI. Copilot di Windows 11 melengkapi keahlian dan kreativitas Anda dengan bantuan kecerdasan serta jawaban relevan”

Cukup dengan cara mengaktifkan ragam fitur berbasis AI di aplikasi MyAsus, dapat berjalan dengan baik berkat adanya NPU tanpa menguras daya secara berlebihan. Tentunya dengan dukungan kapasitas RAM 16GB LPDDR5X dan penyimpanan menggunakan SSD NVMe sebesar 1TB.

 

Sementara itu, baterainya berkapasitas 75Wh yang membuat ia sangat awet digunakan dalam waktu lama tanpa dicharger. Sebagai gambaran, bila digunakan pada kondisi normal yang mengaktifkan kedua layar pada laptop ini. Ia bisa bertahan up to 8 jam, cukup banget buat diajak kerja produktivitas serta konten. Ibarat menggerakkan dua laptop namun punya daya yang irit.

 

Selain itu, prosesor Intel® Core™ Ultra 7 155H juga dibekali chip grafis Intel® Arc™ yang mampu menghadirkan performa hingga dua kali lipat dibandingkan dengan chip grafis terintegrasi di prosesor Intel® generasi sebelumnya.

 

Chip grafis Intel® Arc™ juga sudah didukung berbagai teknologi grafis modern seperti real-time ray tracing, Xᵉ Super Sampling, hingga DX 12 Ultimate dan Advanced Media Engine. Di Zenbook DUO (UX8406), Intel® Arc™ tidak hanya dapat mengakselerasi pemrosesan grafis, tetapi juga video encoding yang tentunya sangat penting untuk para konten kreator.

Selain itu, sudah dilengkapi Office Pre-Installed, agar Anda bisa nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap  PC sudah termasuk Office Home & Student 2021. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya."

 

Buat saya pribadi, ASUS ZenBook Duo (UX8406) menyasar begitu banyak para pekerja dan eksekutif dengan mobilitas tinggi. Tentunya tetap trendi dan tentu saja menjadikan mereka ibarat lampu sorot saat laptopnya dibuka dan memulai kerja dan hiburan.

 

Zenbook DUO (UX8406) hadir dengan inovasi baru dengan dua layar yang mendukung multitasking dan produktivitas tinggi dengan kualitas layar OLED 3K yang bikin mata segar. Makin digdaya dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 7 155H juga dibekali chip grafis Intel® Arc™ yang mampu diajak menjalankan aplikasi berat dan skema kerja kreatif.

Punya bobot yang enteng untuk dibawa ke masa saja dalam bekerja. Serta ada 5 mode pengguna yang bisa disesuaikan dengan beragam skenario bekerja. Rasanya Zenbook DUO (UX8406) menjadi role model Dual-Screen Laptop yang menjawab para pekerja kreatif, penikmat konten, dan bahkan eksekutif untuk bisa memiliknya.

 

Mengajarkan Ilmu Blogger secara LongLife

Menjadi blogger dan hebat seorang diri bukanlah hal saya harapkan. Harus ada banyak orang serupa paham dan mengerti akan blog. Secara tak langsung ini membuat saya membuat seperti khusus gratis akan blog. Peserta bisa saya saja yang penting punya minat belajar blog. Saya mengajarkan dari hal paling dasar, membuat blog hingga tahapan tersulit yaitu SEO.

 

Kelas belajarnya dilaksanakan setiap awal bulan dan pertengahan bulan yang bertempat di salah satu rumah pustaka bernama: Rumah Relawan Remaja. Di sana ada banyak kalangan yang terlibat secara langsung terutama sekali para anak-anak sekolah dan ibu-ibu. Dari mata mereka terpancar sinar belajar, menyisihkan waktunya dari siang hari hingga petang. Tujuannya adalah belajar softskill baru yang nantinya bisa dipraktikkan.

Bagi saya pribadi punya misi khusus, agar ilmu tersebut tidak lupa dan bisa diingat terus. Melalui media mengajar akan mengaktifkan otot untuk terus mengajar. Bahkan di sana juga jadi media kita promosi bahwa dari menulis kita bisa mengubah nasib kita.

 

Tak peduli kita hanya anak sekolah, orang pedesaan, ibu rumah tangga hingga pekerja lepas. Semuanya punya peluang menjadi besar karena ketekunannya. Melalui media tulis seperti blog, seakan mereka bisa saja melintasi dunia dari tulisannya. Itulah yang sudah saya bukti, seakan 10 tahun adalah waktu panjang atas pengabdian di dunia menulis.

 

Kesimpulan Akhir

Selama 10 tahun berkecimpung di dunia blog, perjalanan ini bukan sekadar menulis, tetapi juga menemukan jati diri, membangun personal branding, hingga membuka peluang tak terduga. Itu dimulai dari menang lomba lokal hingga menjelajah negeri. Saya pun bisa memiliki barang impian dan bertemu banyak teman yang dulunya hanya dari forum komentar

Blog bukan hanya platform, melainkan sebuah perjalanan panjang yang membuktikan bahwa konsistensi, kreativitas, dan adaptasi dapat membawa seseorang lebih jauh dari yang dibayangkan. Kini 10 tahun seakan memberi dampak besar dan itu ingin terus dilanjutkan karena saya terlahir menjadi blogger.

 

Semoga tulisan saya ini menginspirasi kita semua, Akhir kata, have a nice days. Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer