Monday, April 28, 2025

Beauty That Rebuilds: Merawat Diri dan Merawat Bumi

Sudah lebih setahun lamanya kami para Ecoblogger tidak sibuk dengan kegiatan tentang alam. Rasanya tahun 2024 terasa kosong karena tiap 2 minggu sekali di Jumat siang ada zoom meeting. Materinya beragam dari berbagai multi disiplin ilmu yang mengedepankan aspek alam.

 

Tiap zoom di mulai, sudah ada Mbak Oca sudah siap jadi host. Namun jangan lupa perjuangan Mbak Amelia yang sudah jauh-jauhi mengingatkan dari email dan bahkan japri via WA. Jangan lupa ya!, kata-kata khas yang rasanya tak pernah lupa.

 

Jadi setiap Jumat siang selalu menyempatkan waktu meskipun kadang mepetan dengan jumatan. Derita jadi orang paling ujung, paling tak enak tentu saja karena sering masuk telat di zoom. Tapi tak masalah karena bisa diupayakan bisa login tepat waktu. Dan akhirnya bisa masuk ke ruangan zoom meskipun sempat terkendala di awal-awal.


Btw.. materi yang dikirimkan kali ini cukup beda, apalagi saya sebagai seorang lelaki. Kata beauty identik dengan wanita, jelas urusan kosmetik lebih identik dengan wanita. Itu juga termasuk paket yang dikirimkan berupa sejumlah bahan baku untuk proses pembuatan lip balm.

Bentuknya unik dengan karena semua bahan baku ada di dalam kotak tersebut. Jadi kami nantinya akan disuruh bereksperimen buat menghasilkan lip balm. Bisa dibilang ini pertama kali Zoom sembari praktik, artinya fokus mendengar dan membuat ramuan diuji.

 

Lalu siap sih pematerinya?

Yupps.. Mbak Yenni Anggraini selaku Coo/Founder Arcia. Buat yang identik dengan dunia beauty rasanya sudah tahu dengan brand kecantikan lokal bernama Arcia. Mereka berfokus utama pada produk perawatan kulit dan rambut alami. Sudah pasti mereka dikenal karena komitmennya terhadap keberlanjutan dan penggunaan bahan-bahan alami.

Btw.. semua produk-produk Arcia dibuat secara lokal di Kalimantan Barat dan telah mendapatkan sertifikasi BPOM serta halal. ​Artinya ini membantu sekali ekonomi masyarakat sekitar dari setiap produk yang mereka hasilkan.

 

Mbak Yenni juga aktif membagikan informasi tentang produk, kegiatan, dan nilai-nilai yang mereka anut. Terutama sekali yang ada kaitan dengan alam dan kearifan lokal. Ini selaras banget dengan Ecoblogger, akhirnya padu buat menjaga bumi tetap hijau.

 

Dan kini saatnya kami mendengarkan Zoom dari beliau. Ada satu kata yang menyentuh dari slide awal mereka: Beauty That Rebuilds. Saya mencoba harfiah dari bahan yang dikirimkan oleh pihak Ecoblogger. Akhirnya ketemu bahwa artiya kita punya konsep tidak merusak.

Selama ini untuk menciptakan satu bahan kosmetik saja bisa merusak alam. Ada banyak sumber daya alam yang rusak dan hilang dari habitatnya. Konsep Beauty That Rebuilds seakan mempercantik diri para penggunanya namun perusahaan yang berkecimpung di sana tetap menjadi keanekaragaman hayati di alam.

 

Kenapa sih harus ada hal konsep Beauty the rebuilds dalam produk kecantikan?

Sederhananya dalam membuat produk, kita membutuhkan banyak bahan-bahan sekitar. Kadang jumlahnya yang terbatas dan langka. Di sanalah tugas kita buat menjaganya dan bertanggung jawab atas kelestariannya.

Tak berhenti dari produknya, kemasan yang digunakan juga bersifat bisa didaur ulang, diisi ulang, atau digunakan kembali. Ada banyak limbah kosmetik yang terbuang di alam begitu saja, menimbulkan pencemaran yang serius.

 

Menurut data dari Waste4Change, pada tahun 2022, sekitar 70% sampah kosmetik di Indonesia tidak diolah dengan baik dan berakhir di tempat pembuangan akhir. Tak jarang sampah tersebut malahan dibakar, terkubur di tanah, atau terbawa hingga ke lautan. Itu belum ditambah dengan beragam sampah rumah tangga dan industri yang sudah tak kalah menumpuk. Semuanya terakumulasi dan mencemari lingkungan secara masif.

Buat yang belum tahu, tiap kemasan produk kosmetik sering kali terbuat dari bahan seperti kaca, akrilik, logam, kertas, dan plastik. Plastik, khususnya, sulit didaur ulang dan dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Selain itu, beberapa produk kosmetik mengandung mikroplastik yang dapat mencemari tanah, sungai, saluran air, dan laut.

 

Rasanya alam sudah banyak pikiran menghadapi itu semua, marilah kita bergerak di sini. Ide yang digagas oleh Arcia tentu saja menarik. Mereka mampu menciptakan produk-produk kecantikan alam yang tidak hanya merawat kulit, tetapi juga menghormati dan menjaga bumi. Tak luput juga menggunakan bahan-bahan yang bisa diolah termasuk mengemas produknya dalam material yang ramah lingkungan.

 

Arcia membuktikan bahwa kecantikan sejati adalah kecantikan yang bertanggung jawab. Setiap produk yang mereka ciptakan membawa pesan bahwa kita bisa tampil menawan tanpa harus meninggalkan luka pada alam. Melalui inovasi ini, Arcia mengajak kita untuk menjadi bagian dari perubahan merawat diri sambil merawat bumi, dan memperkuat makna sejati dari "Beauty that Rebuilds".

 

Yuk Kenalan Bagaimana Arcia Hadir Pertama kali

Mbak Yenni bercerita dari awal bagaimana Arcia bisa berdiri. Semuanya berawal dari ide dasar yaitu kesederhanaan.

 

Kecantikan sejati tidak hanya merawat kulit, tetapi juga harus merawat bumi

 

Akhirnya di tahun 2019 Mbak Yenni Angreni bersama Hadi memberanikan diri untuk mendirikan Arcia. Semuanya dengan semangat untuk menghadirkan produk kecantikan alami yang selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan dan etika​. Itulah mulanya Arcia dibangun bukan hanya sebagai brand, tetapi sebagai sebuah gerakan.

Setiap produk yang diciptakan Arcia berasal dari bahan alami yang dipilih dengan cermat, diperoleh melalui rantai pasok yang adil, dan diproses dengan memperhatikan dampak lingkungan seminimal mungkin. Produk unggulannya beragam, mulai dari Sabun Batang Illipe Coffee Mint, Seri Borneo, VCO hingga hamper. Semuanya dikemas secara ramah lingkungan, Arcia mengajak konsumennya untuk menjadi bagian dari perubahan itu sendiri.

 

Mereka hadir dengan keyakinan bahwa setiap keputusan dalam mencintai diri sendiri mulai dari skincare hingga makeup bisa menjadi kontribusi nyata untuk membangun kembali bumi. Di tangan Arcia, kecantikan bukan hanya soal memperindah tampilan, tetapi soal membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, lebih adil, dan lebih hidup. Mantap bukan konsepnya, apalagi ada banyak produk kecantikan yang mereka punya.

Buat bisa tahu lebih banyak, bisa saja kunjungi di Instagram @Arciaofficial.id Ada beragam produk yang mereka tawarkan khususnya yang dari alam. Sekalian bisa mempercantik diri dari produknya Arcia.

 

Bagaimana sih Memanfaatkan Bahan Alam dari Kosmetik secara Hijau?

Bicara masalah kecantikan tentu saja hal yang menarik. Siapa saja ingin dipuji dengan cantik dan rupawan, namun di belakang layar ada banyak industri kecantikan lahir. Tak jarang industri ini menghasilkan efek kerusakan alam terutama bahan yang dihasilkan.

 

Salah satu jurnal yang penulis baca berjudul: Cantik Alami dengan Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Sumber Daya Kosmetik yang diterbitkan oleh Jurnal Kampus Unmuha di Kalimantan Timur tersebut bercerita secara gamblang. Indonesia punya potensi besar dalam pemanfaatan tumbuhan alam. Ada banyak tumbuhan alam yang bisa disulap menjadi bahan baku kosmetik.

 

Pada jurnal tersebut juga disebutkan bahwa ada lebih 950 spesies yang bisa dijadikan bahan obat dan kosmetik. Masyarakat telah mengenal berbagai macam produk kosmetik, termasuk yang berasal dari bahan alami yang diolah berdasarkan resep turun-temurun. Tentu saja berkualitas, ramah lingkungan dan mudah ditemukan sama alam.

 

Minat konsumen terhadap produk perawatan kulit berbahan alami terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tren ini tidak lepas dari dorongan keinginan masyarakat untuk mendapatkan perawatan yang lebih lembut di kulit, meminimalkan risiko iritasi, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap dampak lingkungan.

Kesadaran yang semakin tumbuh ini mendorong banyak produsen kosmetik berbahan alam untuk berinovasi, menghadirkan berbagai produk baru yang tidak hanya ramah di kulit, tetapi juga ramah lingkungan. Perkembangan ini menjadi bukti bahwa preferensi konsumen kini semakin mengarah pada pilihan yang lebih bertanggung jawab, baik untuk diri sendiri maupun untuk bumi.

 

Hal inilah yang sudah disadari oleh Arcia sesuai dengan jurnal yang saya paparkan di atas. Bermodal dengan pengetahuan akan bahan-bahan alam sehingga terciptalah produk-produk yang berkualitas. Penasaran buat saya pribadi bisa mencoba produk unggulan dari Arcia.

 

Cara Arcia Hadir dalam Membangun Image Beauty that Rebuilds

Cara Arcia membangun citra dimulai dari akar yang paling mendasar: pilihan bahan baku. Mereka hanya menggunakan bahan-bahan alami yang diperoleh secara bertanggung jawab, dari komunitas lokal yang menjaga tradisi kelestarian alam.

 

Setiap produk Arcia bukan sekadar kosmetik, tetapi cermin dari perjalanan panjang bahan-bahan itu dari hutan tropis, ladang pertanian organik, hingga akhirnya menjadi formula yang menutrisi kulit dengan kelembutan.

Lebih dari sekadar bahan, Arcia juga memperhatikan seluruh siklus hidup produknya. Mereka menggunakan kemasan yang dapat diisi ulang, didaur ulang, atau setidaknya memiliki dampak lingkungan yang minimal. Langkah ini memperkuat pesan mereka bahwa kecantikan yang sejati adalah kecantikan yang berkelanjutan.

 

Di setiap kampanye, workshop, hingga media sosialnya, Arcia secara konsisten mengangkat narasi tentang transparansi rantai pasok, pemberdayaan komunitas lokal, dan pentingnya menjadi konsumen yang sadar. Mereka membangun komunikasi dua arah dengan konsumen  bukan sekadar mempromosikan produk, tetapi juga mengajak berpikir kritis dan bertindak nyata untuk bumi.

 

Arcia memahami bahwa membangun citra "Beauty That Rebuilds" tidak hanya soal produk yang mereka tawarkan, tetapi juga tentang pengalaman dan nilai-nilai yang mereka tanamkan dalam setiap interaksi. Arcia menegaskan posisinya sebagai lebih dari sekadar brand kecantikan  mereka adalah gerakan untuk perubahan.

 

Tema "Glow & Grow: Beauty that Rebuilds" mengajak kita untuk mempercantik diri sekaligus membangun kembali keseimbangan dengan alam. Salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan membuat produk kecantikan alami sendiri seperti lip balm berbahan dasar alami yang tidak hanya menutrisi bibir, tetapi juga turut menjaga bumi.

 

Zoom Sembari menciptakan Produk Lip Balm

Pada pertemuan perdana kali Ecoblogger punya sedikit kejutan. Pertama kali kami diajak ngezoom sembari bereksperimen. Sebelumnya kami sudah menerima sejumlah paket untuk membuat lip balm sederhana. Jadi para ecoblogger sudah harus menyiapkan sejumlah peralatan biar hasil lip balmnya jadi.

 

Memangnya bahan bakunya apa saja sih untuk buat lip balm?

Lip balm yang akan kita buat menggunakan kombinasi bahan alami terbaik, yaitu mentega tengkawang atau Illipe Butter yang merupakan super pelembap dari Kalimantan dan tidak hanya memperbaiki kulit bibir, tetapi juga mendukung keberlangsungan hutan tropis.

 

Kami juga menggunakan minyak kelapa yang kaya akan asam lemak alami untuk menghidrasi dan melindungi kulit dari kekeringan, beeswax atau lilin lebah yang membantu membentuk lapisan pelindung alami di atas kulit dan menjaga kelembapan tanpa menyumbat pori-pori, serta vitamin E yang merupakan antioksidan kuat untuk memperlambat tanda penuaan dan mempercepat regenerasi kulit.

 

Tidak lupa, tambahan essential oil akan memberikan aroma alami yang menenangkan sekaligus membawa manfaat terapeutik. Semua bahan ini tidak hanya menyehatkan kulit, tetapi juga berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dan perdagangan yang adil. Setiap tetes lip balm ini adalah bagian dari konsep “beauty that rebuilds”.

 

Untuk membuat lip balm ini, teman-teman perlu menyiapkan beberapa alat seperti beaker glass atau wadah stainless kecil, batang pengaduk atau sendok stainless, kompor, panci, alkohol 70% untuk sterilisasi alat, aluminium foil, dan air minum bersih seperti Amidis atau Cleo.

 

Pastikan seluruh alat dalam kondisi bersih. Sebelum memulai, kita perlu mensterilkan semua permukaan dan peralatan dengan alkohol 70% untuk menjaga kualitas produk agar tetap higienis dan aman digunakan. Jangan pas dipanaskan, jadi meledak meletup suaranya nanti.

Mbak Yenni juga pun memberikan waktu kepada para Ecoblogger Squad untuk berkreasi. Siapa yang berhasil membuat lip balm paling bagus dan menarik. Nantinya akan ada hadiah menarik dari Arcia, jadi penasaran buat mencoba. Apalagi bisa buat lip balm yang selama ini kita harus beli, nah ini bisa bikin sendiri dari dapur.

 

Kenapa sih Harus Buat Lip Balm

Membuat lip balm sendiri dari bahan-bahan alami memiliki banyak manfaat, terutama bagi kesehatan kulit bibir. Salah satu alasan utama adalah kamu bisa menghindari bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk komersial, seperti paraben, pewangi sintetis, atau pewarna buatan, yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit sensitif.

 

Bahan-bahan alami seperti minyak kelapa, shea butter, dan beeswax (lilin lebah) dikenal karena sifatnya yang melembapkan, menenangkan, dan memberikan perlindungan pada bibir. Ada juga vitamin E yang baik untuk regenerasi sel kulit, atau minyak esensial yang memberikan manfaat tambahan seperti efek menenangkan atau anti-inflamasi.

Nah.. pada saat membuat lip balm sendiri, kamu juga dapat menyesuaikan formula sesuai dengan kebutuhan kulit bibir, seperti memilih bahan yang lebih cocok untuk bibir kering atau pecah-pecah. Artinya bisa dibuat kapan saja, ngga harus saat zoom tergantung variasi.

 

Proses pembuatan lip balm sendiri juga memungkinkan kamu untuk lebih sadar dan bertanggung jawab dalam memilih bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan, karena sering kali bahan alami lebih mudah terurai dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Jadi, selain untuk kesehatan bibir, membuat lip balm alami juga memberi dampak positif bagi lingkungan.

 

Mencoba Mendalami Lebih dalam akan Lip Balm

Dalam artikel berjudul "Review on Natural Lip Balm" yang diterbitkan di International Journal of Research in Cosmetic Science (2015), Mayuri Kadu, Dr. Suruchi Vishwasrao, dan Dr. Sonia Singh membahas secara mendalam tentang tren penggunaan lip balm berbahan alami yang semakin diminati masyarakat modern.

Nah dari jurnal yang penulis baca sendiri. Kini arah kosmetik yang ada unsur bahan alam sedang diminati. Apalagi dampak buruk komposisi kimia berbahaya di kosmetik dianggap mengganggu banget. Lalu juga bikin tren semuanya dibuat sendiri. Nah lips balm dianggap paling gamapang dibuat dari rumah.

 

Kenapa sih siapa saja wajib pakai lip balm?

Saat diaplikasikan, lip balm tidak menimbulkan rasa gesekan atau kekeringan pada kulit, melainkan membentuk lapisan homogen di atas bibir yang berfungsi melindungi mukosa bibir dari faktor lingkungan seperti radiasi UV, kekeringan, dan polusi.

 

Lip balm juga memberikan efek menyegarkan, memperbaharui kondisi bibir, serta membantu meredakan gejala yang berhubungan dengan pilek, flu, dan alergi. Selain manfaat tersebut, penggunaan kosmetik alami untuk perawatan bibir juga berkontribusi pada penampilan wajah dan menjaga kondisi kulit tetap sehat

Cara membuatnya juga gampang asalkan sudah ada bahan-bahan seperti beeswax, carnauba wax, cocoa butter, minyak kelapa, minyak zaitun, serta pewarna dan perisa alami seperti beet root, madu, dan ekstrak buah-buahan. Bahan-bahan ini dipilih karena kemampuannya melembapkan, melindungi, dan memberikan sensasi nyaman tanpa risiko toksisitas seperti pada pewarna atau aroma sintetis.

 

Mencoba dan Bereksperimen Menghasilkan Lip Balm

Langkah pembuatannya cukup sederhana. Pertama, panaskan minyak kelapa, mentega tengkawang, dan lilin lebah di dalam beaker yang ditempatkan di atas panci berisi air mendidih menggunakan teknik double boiler. Aduk perlahan hingga semua bahan meleleh sempurna. Setelah campuran mencapai suhu sekitar 40-50°C, masukkan vitamin E dan essential oil.

Aduk kembali dengan hati-hati, lalu segera tuangkan campuran tersebut ke dalam wadah kecil yang telah disiapkan sebelumnya. Biarkan lip balm mengeras secara alami pada suhu ruang. Hasilnya adalah lip balm alami buatan tangan yang bebas bahan kimia berbahaya, bebas pengawet sintetis, dan bebas pewangi buatan, sehingga sepenuhnya aman bagi kulit sekaligus ramah bagi bumi.

 

Yahh... akhirnya setelah ikutan Zoom meeting selama 2 jam penuh. Kami ngga Cuma belajar cara membuat produk perawatan diri, tetapi juga belajar menjadi konsumen yang lebih sadar. Di balik setiap produk alami, terdapat kisah tentang petani yang menanam kelapa, tentang lebah yang menjaga keanekaragaman hayati, dan tentang komunitas lokal yang hidup dari hutan yang lestari.

 

Ada sesi tanya jawab peserta yang tak mau ketinggalan, bahkan Mbak Yenni dengan semangatnya menjawab semuanya setelah dipandu oleh Mbak Oca. Jadi rasa penasaran peserta bisa terjawab semuanya mengenai materi Jumat sore itu.

 

Di akhir sesi, kami sebanyak 30-an blogger disuruh mengarahkan hasil pembuatan lip balm ke layar zoom laptop. Memperlihatkan hasil terbaik, nantinya Mbak Yenni akan menilai siapa saja yang layak mendapatkan bingkisan menarik dari Arcia.

Tak terasa 2 jam ngezoom sudah selesai, setelah pertama kali ngezoom lagi. Bahkan yang pertama di tahun 2025. Kini kami kembali, menggaungkan semangat Ecoblogger squad khususnya dalam berbagai pada alam. Akhir sesi kami diminta berfoto dengan bersama dengan pose love terbalik tentunya dengan Mbak Oca yang sudah siap dengan gaya dan juga Mbak Yenni. Chess!!

 

Kesimpulan Akhir

Perubahan zaman menuntut kita untuk lebih bijak dalam merawat diri sekaligus merawat bumi. Melalui gerakan "Beauty That Rebuilds" yang diusung Arcia dan pengalaman praktik membuat lip balm alami bersama Ecoblogger Squad, kita diajak untuk lebih sadar akan pentingnya memilih produk kecantikan berbahan alami, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Setiap pilihan kecil yang kita buat mulai dari bahan hingga kemasan adalah kontribusi nyata untuk menjaga keseimbangan alam. Merawat diri kini bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial dan ekologis. Semoga langkah kecil ini menjadi bagian dari gerakan besar untuk bumi yang lebih baik. #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku #TeamUpforImpact #EcoBloggerSquad #BanggaBuatanIndonesia

 

Semoga tulisan saya ini menginspirasi kita semua, Akhir kata, have a nice days.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer